Pasukan Popular Mobilization Forces (PMF) menunjukkan simbol perdamaian dengan dua jari disela operasi melawan ISIS di Hammam Al-Alil, selatan Mosul, Irak, 31 Oktober 2016. REUTERS/Stringer
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Lebih dari 50 warga Malaysia pengikut kelompok teroris ISIS di Suriah dan Irak ingin pulang ke negaranya. Keinginan itu disampaikan Kepala Polisi Nasional Malaysia, Tan Sri Khalid Abu Bakar, saat menyampaikan ceramah berjudul “Keamanan Nasional” di Universitas Islam Internasional Malaysia pada 24 November 2016 di Kuala Lumpur.
Tapi keinginan itu dibayang-bayangi rasa takut akan dibunuh rekan mereka. "Mereka telah membuat janji ketika mulai bergabung dengan ISIS dan akan menerima hukuman pembunuhan dari rekan sesama milisi jika hendak lari atau meninggalkan kelompok itu," kata Abu Bakar seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Jika hendak pulang ke Tanah Air, mereka harus berusaha dan mencari jalan sendiri. Mereka terjebak di sana. Tapi jika ada cara, kami akan bantu karena mereka warga negara ini," ujar Abu Bakar.
Khalid mengatakan beberapa dari mereka menyobek dan membakar paspor ketika bergabung dengan ISIS. Dia juga mengatakan mereka yang pulang setelah bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak tetap akan dikenai tindakan hukum.
Khalid mengatakan ada 60 warga Malaysia yang terdeteksi bergabung dengan ISIS di Suriah. "Dari jumlah itu, 14 merupakan pengebom bunuh diri yang dilaporkan telah tewas di Suriah ketika menyebarkan propaganda dan paham mereka," kata Khalid.
Dia mengatakan 260 anggota ISIS telah ditahan dan sedang menjalani hukuman. MALAY ONLINE | CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA