Wali Kota New York, Bill De Blasio memberikan sambutan dalam upacara pemakaman Imam Maulana dan Thara di dekat lokasi penembakan di Queens, New York, AS, 15 Agustus 2016. Dalam sambutannya, Blasio berjanji akan meningkatkan keamanan bagi muslim di lingkungan setempat meskipun motif di balik penembakan masih belum jelas. REUTERS
TEMPO.CO, New York – Para wali kota dari berbagai kota besar di Amerika Serikat sepakat untuk melindungi para imigran. Kendati hal itu bertentangan dengan upaya presiden terpilih Donald J. Trump untuk tetap mendeportasi para imigran.
“Kami tidak akan mengorbankan setengah juta orang yang tinggal di sini. Mereka sudah menjadi bagian dari kami. Segala upaya akan kami lakukan untuk melindungi hak-hak mereka,” ujar Wali Kota New York Bill de Blasio, Kamis, 17 November 2016, waktu setempat.
Diberitakan Independent, Jumat, 18 November 2016, Blasio menganggap rencana kebijakan Trump untuk mendeportasi para imigran adalah sebuah ancaman.
Sebelumnya, wali kota dari New York, Chicago, Seattle, San Francisco, New Jersey, Philadelphia, dan Providence sepakat tetap melindungi imigran. Semua kota, kecuali Los Angeles, tersebut tergolong sebagai “sanctuary cities” atau kota dengan penegakan hukum bagi para imigran ilegal.
Namun para kritikus mengatakan pertentangan antara para wali kota dan Trump bisa menyesatkan, karena para imigran masih bisa dideportasi secara yudisial.
Saat ini, diperkirakan terdapat 820 ribu migran yang tidak berdokumen di Amerika Serikat. Presiden terpilih Donald Trump berjanji dalam kampanye pemilu akan mendeportasi 11 juta imigran ilegal dari Amerika Serikat dalam dua tahun pertama periode kepresidenannya. Trump mengulangi janjinya itu saat mengalahkan rivalnya, Hillary Clinton, pekan lalu.
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
28 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.