Kantor firma hukum Mossack Fonseca terlihat di Panama City, 4 April 2016. Sekitar 800 nama pebisnis dan politikus Indonesia termasuk dalam daftar klien Mossack Fonseca. Mereka masuk dalam daftar itu karena pernah menyewa Mossack Fonseca untuk mendirikan perusahaan di yuridiksi bebas pajak di luar negeri (offshore). REUTERS/Carlos Jasso
TEMPO.CO,Jakarta – Komisi Jasa Keuangan atau Financial Services Commission (FSC) British Virgin Islands (BVI atau Kepulauan Virgin) memberikan sanksi administrasi kepada firma hukum Mossack Fonseca sebesar US$ 440 ribu atas sejumlah pelanggaran. Dilansir dari laman FSC, yaitu bvifsc.vg, sanksi itu dijatuhkan pada 11 November 2016.
Salah satu pembuat perusahaan cangkang terbaik di dunia bernama lengkap Mossack Fonseca & CO (B.V.I.) LTD itu dijatuhi sanksi karena melanggar Undang-Undang Anti-Pencucian Uang dan Praktek Pendanaan Terorisme tahun 2008 serta UU FSC 2009. Dalam UU Anti-Pencucian Uang itu, Mossack Fonseca dinyatakan melanggar:
1. Pasal 11, karena dinilai gagal membangun sistem internal yang efektif untuk mencegah pencucian uang dan pembiayaan teroris. 2. Pasal 12, karena gagal menilai risiko dalam hubungan antar nasabah saat ada transaksi. 3. Pasal 19 (ayat 2, 4, dan 5), karena gagal melakukan uji kelayakan konsumen. 4. Pasal 20, karena gagal memperbaiki sistem uji kelayakan konsumen. 5. Pasal 21 (ayat 1 dan 2), karena gagal meninjau dan memperbaharui daftar pelanggan sesuai langkah yang diwajibkan. 6. Pasal 31 (2), karena tak mengidentifikasi dan memverifikasi pelanggan yang dicantumkan pihak ketiga. 7. Pasal 43 (2), karena gagal menjaga mengatur catatan uji kelayakan dan identitas.
Adapun dalam UU 2009, Mossack dinilai melanggar pasal 43 (ayat 2 butir c), pasal 43 (ayat 3 butir c), pasal 43 (ayat 3 butir c), serta pasal 45 (ayat 1 butir a), karena gagal memenuhi kewajiban dan tanggung jawab.
Sekitar 11,5 juta dokumen rahasia Mossack Fonseca sempat bocor kepada publik. Dokumen itu berisi informasi rinci mengenai ribuan perusahaan cangkang luar negeri, termasuk identitas pemegang saham dan direkturnya.
Dokumen yang kemudian dinamai Panama Papers itu menjadi kontroversi karena mencantumkan nama-nama terkenal, dari kalangan pemerintahan hingga artis. Mereka diindikasi membangun perusahaan di British Virgin Islands untuk menghindari kewajiban pajak di negara masing-masing.
Mossack Fonseca diketahui memiliki kantor cabang di Hong Kong, Zurich, Miami, dan 35 kota lain di seluruh dunia.
Jurnalisme Berbasis Data dan Komputasi serta Perannya dalam Era Digital
23 Juli 2022
Jurnalisme Berbasis Data dan Komputasi serta Perannya dalam Era Digital
Untuk menghasilkan produk jurnalistik berbasis data dan komputasi, media harus meningkatkan kapasitas jurnalisnya dalam hal pemahaman data dan penggunaan piranti komputer atau aplikasi web
Offshore Leaks menginisiasi kolaborasi investigasi lintas benua yang melahirkan produk investigasi berbasis data seperti Panama Papers (2016), Bahama Leaks (2016), Paradise Papers (2017&2018) dan Pandora Papers (2021)