Seorang pengunjuk rasa menunjukkan sebuah kertas bertuliskan, "Bukan Presiden saya" saat ikuti aksi turun kejalan bersama warga lainnya sebagai ungkapan protes atas terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden AS yang baru di San Francisco, California, AS, 9 November 2016. REUTERS
TEMPO.CO, New York - Bekas wali kota New York, Rudy Giuliani, 72 tahun, menjadi orang paling difavoritkan menduduki jabatan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat di pemerintahan Donal Trump. Keterangan tersebut disampaikan orang dekat Trump kepada media, Senin, 14 November 2016.
Dia mengatakan kepada Associated Press, tidak ada pilihan lain kecuali Giuliani yang paling cocok di posisi tersebut. "Meskipun demikian, ada yang mengusulkan agar posisi Menteri Luar Negeri dijabat oleh mantan duta besar AS di PBB, John Bolton," ucapnya.
Sumber lain yang juga rekan dekat Trump berbicara kepada Fox News bahwa Giuliani memang dipertimbangkan menjadi Menteri Luar Negeri, tetapi tidak menutup kemungkinan ada calon lainnya. "Senator Jeff Sessions, salah satu pendukung Trump, bisa jadi bakal ditunjuk menjadi Menteri Luar Negeri," katanya.
Pria bernama lengkap Rudolph William Louis Giuliani ini adalah pengusaha, pengacara sekaligus politikus kawakan. Ia sempat bergabung dengan Partai Demokrat sebelum akhirnya menyeberang ke Partai Republik.
Kepada Fox News, Giulani tak mengamini prediksi tersebut. Ia justru menyatakan bahwa Bolton adalah pilihan paling tepat sebagai Menteri Luar Negeri AS. Namun ketika dikejar wartawan, apakah ada orang yang lebih baik dari dia? Giuliani menjawab, "Mungkin saya, saya tidak tahu."
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang membentuk tim transisi yang dipimpin oleh calon wakil presiden terpilih, Mike Pence. Masyarakat sedang menanti pengumuman penting lainnya, yaitu siapa saja yang akan mengisi kabinet Trump, terutama menyangkut sejumlah posisi penting lainnya.
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
36 hari lalu
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.