EKSKLUSIF, PM Belanda Mark Rutte Tolak Referendum Ala Brexit

Reporter

Jumat, 4 November 2016 14:53 WIB

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berkunjung ke kawasan Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara, (21/11). Joko Widodo menjelaskan soal rencana normalisasi dan penataan kembali Waduk Pluit yang memiliki luas sekitar 60 ha tersebut. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta -Perdana Menteri Kerajaan Belanda Mark Rutte kembali berkunjung ke Indonesia. Seperti lawatan sebelumnya, tiga tahun lalu, Rutte kali ini juga membawa rombongan pengusaha lintas-sektor, dari industri maritim, infrastruktur, hingga minyak kelapa sawit.

Rutte, 49 tahun, merupakan pemimpin VVD, partai konservatif liberal yang pro-bisnis. Sejak berkuasa pada 2010, Rutte gencar menjalin kerja sama ekonomi, perdagangan, dan industri dengan berbagai negara, termasuk Indonesia. Ia juga dikenal sebagai pendukung kuat Uni Eropa, aliansi yang belum lama ini ditinggalkan Inggris lewat Brexit.

Kepada wartawan Tempo, Mahardika Satria Hadi, Rutte menuturkan pentingnya kerja sama dengan Indonesia. Ia juga menanggapi bangkitnya gerakan sayap kanan di Belanda, yang digaungkan politikus Geert Wilders, serta pemilihan umum 2017. Berikut petikan wawancaranya melalui surat elektronik.

Bagaimana Anda melihat hubungan Belanda dan Indonesia saat ini?
Kunjungan dalam beberapa tahun terakhir menggambarkan pentingnya hubungan baik Belanda dengan Indonesia. Kerja sama politik, perdagangan, dan investasi menjadi semakin sentral. Hubungan dekat pada masa lalu dan sekarang membentuk fondasi terbaik.

Tanggapan Anda tentang menguatnya gerakan sayap kanan pasca-Brexit?
Tidak hanya pemilih Inggris yang ragu akan kerja sama Eropa. Ada skeptisisme di negara-negara Uni Eropa lain. Ini tugas kami untuk mengatasi sentimen tersebut dan menunjukkan bahwa kerja sama Eropa dapat memberi manfaat. Bukan waktunya terjebak dalam pemikiran ekstrem tentang “supra-negara” melawan negara bangsa.

Di Belanda, Geert Wilders menyerukan agar keluar dari Uni Eropa. Ada kemungkinan terjadinya “Nexit” atau Netherlands Exit?
Saya menentang referendum seperti Brexit. Belanda adalah negara dengan ekonomi terbuka yang mendapat keuntungan besar dari pasar tunggal. Banyak pekerjaan di negara kami bergantung pada ekspor dan perdagangan. Keanggotaan Uni Eropa adalah untuk kepentingan Belanda. Ini membawa kemakmuran dan penting bagi Pelabuhan Rotterdam, Bandara Schiphol, dan perekonomian kami secara keseluruhan.

Menjelang pemilu pada Maret 2017, Geert Wilders tengah naik daun mengusung isu Eurosceptic dan anti-Islam. Tanggapan Anda?
Partai-partai politik di pusat kekuasaan perlu mawas diri. Fragmentasi politik adalah realitas hari ini. Kami harus menghadapinya. Kami harus membawa hasil nyata bagi masyarakat, misalnya lebih banyak pekerjaan dan pertumbuhan. Misalnya, pemerintah Belanda mampu menerapkan paket reformasi terbesar sejak Perang Dunia II, menghemat 51 miliar euro atau Rp 756 triliun.

Berita terkait

Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

7 Mei 2023

Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Usai proklamasi, Indonesia juga berusaha mempertahankan kemerdekaan melalui jalur diplomatik tanpa kekerasan, salah satunya perjanjian Roem-Roijen.

Baca Selengkapnya

Representative Office BNI Ada di Belanda

18 Mei 2022

Representative Office BNI Ada di Belanda

Populasi Diaspora di luar negeri merupakan ceruk bisnis yang sangat potensial dalam ekosistem bisnis Internasional BNI

Baca Selengkapnya

Komunitas Muslim Indonesia di Belanda Bangun Masjid  

29 Maret 2017

Komunitas Muslim Indonesia di Belanda Bangun Masjid  

Muslim Youth Union atau PPME Al-Ikhlas membeli bangunan di Amsterdam, Belanda, yang salah satu ruangannya diubah menjadi masjid.

Baca Selengkapnya

PM Belanda: Saya Akan Lawan Kecenderungan Anti-Islam  

26 November 2016

PM Belanda: Saya Akan Lawan Kecenderungan Anti-Islam  

PM Mark Rutte menegaskan, sentimen anti-Islam di Eropa tidak akan mempengaruhi hubungan dengan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.

Baca Selengkapnya

Bertemu PM Belanda, Jokowi Terkenang Saat Jadi Gubernur DKI

23 November 2016

Bertemu PM Belanda, Jokowi Terkenang Saat Jadi Gubernur DKI

Presiden Joko Widodo pernah bertemu Mark Rutte saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Memperkenalkan Indonesia Kontemporer Lewat Karya Riri Riza

21 November 2016

Memperkenalkan Indonesia Kontemporer Lewat Karya Riri Riza

Indonesia Film Festival 2016 digelar di Utrecht, Belanda, 17-20 November 2016.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Perdagangan-Investasi, PM Belanda Kunjungi RI  

16 Oktober 2016

Tingkatkan Perdagangan-Investasi, PM Belanda Kunjungi RI  

Persiapan lawatan PM Mark Rutte dibahas dalam pertemuan kedua Menlu di Bangkok, Thailand.

Baca Selengkapnya

Jazz Indonesia Pukau Publik Belanda  

16 Oktober 2016

Jazz Indonesia Pukau Publik Belanda  

Dwiki Dharmawan dan kawan-kawan meriahkan Indonesia Jazz Night 2016 di Den Haag, Belanda.

Baca Selengkapnya

90 Pengusaha Belanda Hadiri Seminar Rediscover Indonesia

24 September 2016

90 Pengusaha Belanda Hadiri Seminar Rediscover Indonesia

PM Belanda akan berkunjung ke Indonesia pada November 2016.

Baca Selengkapnya

Batik Papua Memukau Publik Belanda

9 September 2016

Batik Papua Memukau Publik Belanda

Busana yang ditampilkan adalah koleksi dari Batik Mamayoo Private Collection dari Papua.

Baca Selengkapnya