Perkosa Anak Sendiri, Pria Ini Dibui 1.503 Tahun

Reporter

Senin, 24 Oktober 2016 10:28 WIB

Rene Lopez. mirror.co.uk

TEMPO.CO, Fresno, California – Pengadilan Tinggi Fresno menjatuhkan hukuman selama 1.503 tahun kepada Rene Lopez karena memerkosa anaknya selama lebih dari empat tahun hingga 2013. Lopez juga terbukti bersalah atas 186 kasus kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan terhadap anak.

Tuntutan tersebut diajukan oleh jaksa Nicole Galstan dan disetujui hakim Edward Sakisian Jr. Sakisian mengatakan Lopez terbukti menyalahi kepercayaan serta terlibat dalam tindak kekerasan. “Ia merupakan bahaya serius bagi masyarakat,” kata Sakisian seperti dilansir Mirror.co.uk, Senin, 24 Oktober 2016. Lopez juga dinilai tidak pernah menunjukkan penyesalannya dan menyalahkan anaknya.

Lopez ditahan pada 2013 setelah anaknya berani melaporkan tindakan Lopez. Korban diperkosa dua hingga tiga kali selama seminggu sejak Mei 2009 hingga Mei 2013. Pemerkosaan berhenti setelah korban memutuskan untuk meninggalkan ayahnya. Namun Lopez tetap datang ke rumah baru anaknya dan meninggalkan lagu-lagu cinta dalam mesin penerima pesan anaknya.

Baca:
Bertemu Pasukan Irak, Ucapan Anak Mosul Ini Mengharukan
Foto Tunangan Bocah 12 Tahun Hebohkan Netizen, Ini Kisahnya
Ratu Inggris Cari Penulis Pesan Ucapan Selamat, Berminat?

Galstan mengatakan korban pertama kali mengalami kekerasan seksual oleh kerabat dekat. Bukannya melindungi, Lopez justru melampiaskan kebutuhan seksualnya kepada anaknya sendiri. “Lopez menjadikan anaknya sebagai properti,” kata Galstan.

Lopez yang tidak menghadiri persidangan menuliskan surat kepada hakim. Ia menyatakan tidak mendapatkan persidangan yang adil. Ia juga menyebut anaknya memberikan kesaksian palsu. “Itu kebohongan,” kata Lopez dalam suratnya.

Sarsikian menyatakan Lopez telah disidang secara adil. Menanggapi pernyataan tersebut, hakim kemudian mengagendakan pembacaan buku harian korban sebagai bukti. Berdasarkan catatan sang anak, terbukti bahwa Lopez memperkosa anaknya pada hari Natal dan hari libur lainnya. Korban juga diketahui sempat hamil dan diberi uang oleh Lopez untuk aborsi.

“Saat ayahku melakukannya, aku masih mudah, tidak memiliki tenaga dan suara. Aku tidak bisa melawan,” kata korban yang saat ini berusia 23 tahum. Ia mengatakan kepada hakim bahwa ayahnya tidak pernah menunjukkan penyesalan atas kesakitan dan penderitaannya.

Saat masa praperadilan, jaksa telah merekomendasikan 13 tahun penjara jika Lopez mau mengaku bersalah. Namun Lopez menolaknya. Sebelum sidangnya digelar, Lopez kembali menolak mengaku bersalah dan menolak tawaran hukuman 22 tahun penjara. Ia justru menyatakan dirinya harus dibebaskan setelah menjalani masa hukuman sampai sebelum sidang.

Hukuman yang dijatuhkan kepada Lopez merupakan hukuman penjara terpanjang dalam sejarah Pengadilan Tinggi Fresno. Putusan tersebut kontras dengan beberapa putusan kasus kekerasan seksual belakangan ini. Mantan perenang Stanford, Brock Turner, dihukum selama enam bulan atas tindak kekerasan seksual yang dilakukannya. Selain itu, seorang ayah dari Montana hanya dihukum selama 60 hari karena memperkosa anaknya yang baru berusia 12 tahun.

MIRROR.CO.UK | FRESNO BEE | VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya