Pesawat pembom supersonik B-1B dapat membawa bom "bunker buster" dan bom 2.000 pound untuk menghancurkan tempat-tempat tersembunyi di bawah tanah. Kemampuan bomber B-1B membawa banyak bom dapat menghancurkan fasilitas uji coba nuklir bawah tanah di Punggye-ri, Korea Utara, terlebih B-1B mampu melesat hingga 2 Mach dan sulit ditangkap radar. Cherie A. Thurlby/U.S. Air Force/Getty Images
TEMPO.CO, Pyongyang - Korea Utara mengeluarkan peringatan terbarunya kepada Amerika Serikat. Peringatan itu berupa penegasan bahwa Korea Utara akan lebih dulu menembakkan senjata nuklirnya jika Amerika mengancam negara terisolasi di dunia itu.
"Amerika Serikat telah menempatkan senjata nuklirnya di perairan kami, sasarannya negara kami, ibu kota kami, dan pemimpin kami, Kim Jong-un," kata Lee Yong-pil, pejabat top Korea Utara, dalam wawancara khusus dengan NBC, 16 Oktober 2016.
Yong-pil, yang juga menjabat Direktur Institut Studi Amerika di Kementerian Luar Negeri Korea Utara, menegaskan bahwa Korea Utara tidak akan mundur selama senjata nuklir Amerika mengancam Korea Utara.
"Jika Amerika mau melakukannya kepada kami, kami akan melakukan yang pertama kali. Kami memiliki teknologinya," ujarnya.
Korea Utara juga akan melanjutkan uji coba senjata nuklirnya tak peduli berapa kali melakukannya. Yong-pil menegaskan, sanksi yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Amerika tidak akan dapat menghentikan Korea Utara membangun persenjataannya. "Kami harus memiliki senjata nuklir untuk melindungi negara kami dan itu kebijakan kami untuk nuklir," ujarnya.
Pernyataan Yong-pil ini disampaikan sehubungan dengan berlangsungnya latihan militer bersama Amerika dengan Korea Selatan di Semenanjung Korea. Menurut kantor berita Korea Selatan, Yonhap, latihan tempur bersama Amerika yang dijadwalkan berakhir bulan ini juga menargetkan fasilitas nuklir Korea Utara.