TEMPO.CO, Beijing - Seorang wanita asal Provinsi Anhui kebanjiran “pesanan”. Ratusan telepon mengajaknya berkencan dan menanyakan tarifnya per layanan. Karena geram, dia pun melaporkan hal itu ke polisi.
Kepada polisi wilayah Feixi, wanita yang tidak disebut namanya itu bercerita bahwa dia menyewa sebuah taksi lewat aplikasi untuk mengunjungi keluarga di pedesaan pada Juli lalu. Tapi rupanya si sopir—sebut saja Xiao Wang—merasa jarak yang ditempuh terlalu jauh. Tidak sebanding dengan tarif yang disepakati dalam aplikasi. Dia pun minta uang tambahan.
Hal itu tentu saja ditolak mentah-mentah oleh si wanita. Bahkan dia menulis komentar buruk soal pelayanan Wang dalam aplikasi tersebut. Sekitar 6 Agustus lalu, korban mulai menerima ratusan telepon dan pesan teks yang meminta layanan seksual, dari kencan hingga pijat.
"Korban melapor ke polisi bahwa dia menerima ratusan telepon dari pria yang minta dipijat dan layanan seksual lain sejak 6 Agustus," tulis surat kabar Anhui Business Daily, pekan lalu.
Si wanita mengetahui nomor teleponnya diunggah di situs iklan layanan seksual oleh orang-orang yang menghubunginya. Polisi kemudian melacak unggahan itu dan mendapati Wang sebagai biang keladi.
Wang mengaku hal itu dia lakukan untuk membalas komentar negatif yang ditulis mantan penumpangnya tersebut. Polisi lalu memerintahkan Wang meminta maaf dan membayar sejumlah kompensasi kepada si wanita.
GLOBAL TIMES | NATALIA SANTI