Waspada, Kelompok Ekstrimis Bertambah Kuat di Asia Tenggara

Reporter

Minggu, 2 Oktober 2016 08:44 WIB

Detik-detik meledaknya bom di depan gerai Starbucks kawasan Sarinah, Jakarta, 14 Januari 2016. (Istimewa)

TEMPO.CO, Ko Olina, Hawaii- Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengingatkan, kelompok ekstrimis semakin tumbuh berkembang di Asia Tenggara setiap tahun. Kelompok ekstrimis yang mengancam kawasan Asia Tenggara juga semakin terorganisasi dan fokus pada tujuannya.

"Setiap tahun kita temukan peningkatan situasi dan ancaman dari kelompok ekstrimis ini," kata Eng Hen saat mengikuti pertemuan menteri-menteri pertahanan Asia Tenggara dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter di Hawaii, Jumat, 30 September 2016.

Menurut Eng Hen, lebih dari 1.000 warga di kawasan Asia Tenggara bergabung dengan kelompok ekstrimis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang mendeklarasikan diri sebagai khalifah di Irak dan Suriah.

Baca: USA Today Langgar Tradisi Demi Gagalkan Trump Jadi Presiden

Indikasi lain meningkatnya ancaman kelompok ekstrimis di kawasan Asia Tenggara, menurut Eng Hen, adalah pernyataan aparat keamanan pada Juni lalu bahwa milisi di Asia Tenggara yang mengklaim pendukung ISIS telah memilih sosok yang paling dicari di Filipina sebagai pemimpin faksi itu di kawasan ini.

Kemudian, klaim ISIS terhadap ledakan yang terjadi di pusat kota Jakarta (Bom di kawasan Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat) pada Januari lalu yang menewaskan delapan orang termasuk empat pelaku peledakan.

Kelompok ISIS di Suriah memerintahkan jaringannya di Batam, Indonesia, untuk merancang ledakan di hotel-hotel di kawasan Marina Bay, Singapura. Aparat Indonesia menangkap enam tersangka pelaku yang berencana meluncurkan roket untuk menghancurkan hotel-hotel di Marina Bay. Keenam pelakunya diduga kelompok teroris KGR@Katibah GR, jaringan ISIS, yang dipimpin Gigih Rahmat Dewa, 31 tahun.

Baca: Pemberontak Kolombia, FARC, Serahkan Asetnya untuk Korban

Pejabat pertahanan Amerika yakin ratusan orang warga Asia Tenggara telah kembali ke negaranya masing-masing setelah bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah. Mereka pulang setelah kekuatan ISIS dihancurkan di Irak dan Suriah.

Para milisi ISIS asal Asia Tenggara itu diduga kuat akan merancang berbagai teror di negara mereka masing-masing.

"Mereka memutuskan pulang, beberapa membangun kekuatan kembali, beberapa melakukan pelatihan dan jaringan masih tetap ada," kata Eng Hen, mengutip Channel News Asia, 2 Oktober 2016.

CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA

Berita terkait

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

19 menit lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

9 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

14 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

15 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

17 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

17 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

22 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

23 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

1 hari lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

1 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya