Debat Capres AS, Trump Tuding Clinton Picu Munculnya ISIS

Reporter

Selasa, 27 September 2016 17:55 WIB

Hillary Clinton VS Donald Trump REUTERS/Lucy Nicholson (kiri) and Jim Urquhart

TEMPO.CO, New York - Debat pertama calon presiden Amerika Serikat (AS) menyisakan cerita menegangkan ketika dua kandidat, yakni Hillary Clinton dari Partai Demorat dan Donald Trump dari Partai Republik saling serang terhadap isu ekonomi, keamanan dan luar negeri.

Dalam membahas kebijakan luar negeri, Trump mengakui pengalaman Clinton karena pernah menjadi menteri luar negeri. Namun dia menjelaskan bahwa pengalaman calon presiden perempuan pertama dari partai besar itu adalah pengalaman buruk.

Trump juga membeberkan kegagalan-kegagalan Clinton saat menjabat sebagai menteri luar negeri dan menganggapnya menyia-nyiakan kesempatan. "Dia punya pengalaman," katanya. "Tapi itu pengalaman buruk."

Trump juga menuduh Clinton, pesaingnya, menabur kekacauan di Timur Tengah selama menjabat menteri luar negeri. Hal tersebut dikaitkan dengan munculnya kelompok teroris Negara Islam Irak Suriah (ISIS).

Partai Republik menuduh Clinton dan Presiden Barack Obama menciptakan ruang hampa ketika Amerika menarik sebagian besar pasukannya dari Irak pada 2011 setelah bertahun-tahun perang.

"ISIS tidak akan terbentuk jika terdapat lebih banyak tentara yang tinggal di sana," katanya, seperti yang dilansir Al Jazeera, Selasa, 27 September 2016.

Trump juga berulang kali menegaskan bahwa dia menentang Perang Irak sebelum invasi Amerika 2003 meskipun bukti menunjukan sebaliknya.

Clinton membalas dengan mengatakan Trump telah mendukung invasi ke Irak. Dia menambahkan bahwa kesepakatan tentang kapan pasukan Amerika akan meninggalkan Irak dibuat oleh presiden Partai Republik George W. Bush, bukan Obama.

Trump juga menyatakan tentang kemungkinann menggunakan senjata nuklir jika dia terpilih sebagai presiden. Namun dia mengatakan bahwa tidak akan terlebih dahulu menyerang sebelum diganggu.

Clinton langsung menyerang Trump dengan mengatakan bahwa Trump terlalu mudah diprovokasi untuk menjadi seorang komandan dan bisa cepat ditarik ke dalam perang yang melibatkan senjata nuklir. "Seorang pria yang dapat diprovokasi dengan gampang harus dijauhkan dari kode nuklir," katanya.

Clinton juga menyerang Trump tentang pujian untuk Presiden Rusia Vladimir V. Putin. Menurut istri Bill Clinton tersebut, Trump telah secara terbuka mengundang Putin untuk meretas komunikasi di Amerika.

Ini adalah pertama kalinya dua kandidat berdiri berdampingan sejak menjadi nominator mewakili masing-masing partai. Setelah debat ini, keduanya akan melakukan debat berikutnya yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober dan 19 Oktober 2016
NY TIMES|AL JAZEERA|YON DEMA

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

13 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

20 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

24 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

31 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

34 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

36 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

36 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

36 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya