Eksklusif, Nadia Murad: ISIS Tidak Dapat Membungkam Kami

Reporter

Kamis, 1 September 2016 08:15 WIB

Nadia Murad Basee menceritakan kisahnya di depan sejumlah anggota DK PBB di markas PBB di New York, 16 Desember 2015. Nadia mengaku dirinya diculik pada bulan Agustus tahun lalu dari desanya di Irak yang kemudian dibawa ke sebuah gedung markas ISIS, dimana di dalamnya terdapat ribuan perempuan dan anak-anak Yazidi. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian mengerikan dua tahun lalu itu tetap membayangi kehidupan Nadia Murad Basee Taha. Namun perempuan dari etnis Yazidi di Irak itu pantang surut berjuang. Dia menuntut pemerintah Irak dan masyarakat internasional segera menghentikan kekejaman Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terhadap etnis Yazidi. Maria Hasugian dari Tempo sempat mewawancarainya melalui telepon pada Jumat, 26 Agustus 2016. Berikut ini petikannya.

Apa yang Anda harapkan dari pemerintah Irak dan masyarakat internasional?

Pemerintah Irak belum berbuat apa pun terhadap komunitas Yazidi, khususnya terhadap ibu-ibu dan anak-anak perempuan. Saya ingin pemerintah menyelamatkan mereka yang hidup sengsara di Irak dan Suriah akibat kekejaman ISIS. Irak bukan anggota International Criminal Court atau Pengadilan Pidana Internasional (ICC). Tapi Irak dapat bergabung dengan ICC dan membawa para kriminal itu demi keadilan. Satu-satunya keinginan saya adalah keadilan bagi semua korban dan hak hidup bagi semua orang, khususnya minoritas agama di Irak dan Suriah.

Pemerintah Irak mengajukan Anda menerima Nobel Perdamaian. Tanggapan Anda?

Saya sungguh tidak tahu tentang penghargaan itu hingga mereka mengatakan telah menominasikan saya. Hanya satu alasan yang saya inginkan terhadap penghargaan Nobel, yakni menunjukkan bahwa ISIS tidak dapat membungkam kami.

Masyarakat Eropa semakin kuat menyuarakan antiimigran dan curiga terhadap muslim. Anda merasa aman hidup di Jerman?

Ya, tentu saya aman tinggal di Jerman. Mereka menjaga kami. Tak ada satu pun yang menanyakan agama kami. Mereka ramah dan sangat membantu serta menjaga kami.

Anda dapat tidur nyenyak? Bagaimana Anda mengatasi pengalaman pahit Anda? Anda memaafkan pelaku?

(Terisak menangis). Saya terkadang bisa tidur nyenyak. Namun, di setiap momen dalam hidup saya saat ini, saya selalu berpikir tentang keluarga saya. Saya tidak dapat memaafkan ISIS.

Bagaimana kehidupan Yazidi di masa Saddam Hussein dan sesudah itu?

(Ahmed Khudida, penerjemah yang mendampingi Nadia, menjelaskan). Di masa Saddam, komunitas Yazidi tidak punya hak memilih dan menjalankan ajaran agamanya. Tapi setidaknya kami merasa aman. Tidak ada yang dibunuh atau menculik anak-­anak kami.




Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

7 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

26 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

27 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

35 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

36 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

38 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

38 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

38 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

39 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

39 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya