TEMPO.CO, La Paz - Aksi demonstrasi pekerja tambang Bolivia berakhir tragis. Wakil Menteri Dalam Negeri Bolivia Rodolfo Illanes diculik para pendemo. Dia lalu dipukuli hingga tewas. Sebanyak seratus orang ditangkap setelah kematian Illanes yang tragis itu. Pemerintah bersumpah menghukum pelaku pembunuhannya.
"Sejauh ini, semua indikasi dalam kasus tersebut adalah tindakan brutal dan pembunuhan terhadap Wakil Menteri Rodolfo Illanes," kata Menteri Dalam Negeri Bolivia Carlos Romero seperti dikutip dari Reuters, 26 Agustus 2016.
Peristiwa tragis ini berawal ketika Illanes memutuskan untuk berbicara langsung dengan para pendemo pada Kamis pagi, 25 Agustus. Demo digelar di Panduro, sekitar 160 kilometer dari La Paz, ibu kota Bolivia. Di tengah perjalanan, para pekerja tambang mencegat mobil yang membawa Illanes lalu menculiknya.
Menteri Pertahanan Reymi Ferriera mengatakan jasad Illanes sudah di tangan pemerintah. Asisten Illanes berhasil melarikan diri dan saat ini dirawat di rumah sakit di La Paz.
"Kejahatan ini akan dikenai hukuman. Otoritas sedang menyelidikinya, sekitar seratus orang ditangkap," ujar Ferreira.
Illanes menempati posisinya sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri pada Maret lalu.
Federasi Nasional Kerja Sama Pertambangan Bolivia sebagai sekutu dekat Presiden Evo Morales menjelaskan, aksi protes terjadi setelah negosiasi mengenai aturan pertambangan gagal. Para pendemo menuntut lebih banyak konsesi dengan peraturan lingkungan yang agak longgar, hak untuk mempekerjakan perusahaan swasta, dan keterwakilan serikat pekerja lebih besar.
Para pekerja tambang di Bolivia memproduksi perak, timah, dan seng. Hanya segelintir perusahaan asing yang bergerak pada bidang tambang di Bolivia.