Komite Olimpiade AS Minta Maaf setelah 4 Atletnya Berbohong
Editor
Maria Rita Hasugian
Jumat, 19 Agustus 2016 18:19 WIB
TEMPO.CO, JRio de Jeneiro- Komite Olimpiade Amerika Serikat resmi menyampaikan permohonan maaf kepada otoritas Brasil terkait perilaku memalukan dari empat perenangnya yang terlibat dalam insiden aneh di satu stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di kota Rio.
Permintaan maaf tersebut disampaikan menyusul dugaan laporan palsu oleh keempat perenang tersebut yang mengaku telah dirampok oleh oknum yang mengaku sebagai polisi.
Namun berdasakan hasil penelisikan terhadap rekaman CCTV di tempat kejadian tidak ditemukan hal seperti yang dilaporkan. Justru terlihat dalam rekaman para perenag tersebut berulah dengan bertingkah aneh dan merusak properti dan bersitegang dengan staf di SPBU.
Baca: 2 Perenang AS di Olimpiade Rio Dilarang Tinggalkan Brasil
Awalnya keempat perenag tersebut Ryan Lochte, Jimmy Feigen, Gunnar Bentz dan Jack Conger melaporkan perihal perampokan terhadap mereka ke pihak kepolisian. Dalam laporan yang dibuat oleh Lochte dan Feigen mereka menyebutkan bahwa beberapa oknum aparat kepolisian menodongkan senjata api ke arah mereka dan meminta sejumlah uang sebelum melarikan diri.
Polisi yang menerima laporan tersebut lantas menindaklanjutinya dengan menginterogasi pihak SPBU dan memeriksa tempat-tempat keempat atlet AS berada sebelum dan sesudah dirampok. Dan berdasarkan hasil penyidikan, polisi menemukan beberapa kejanggalan termasuk perbedaan waktu kejadian dan bukti di CCTV.
Pelapor bersaksi bahwa mereka tiba di kampung atlet sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Namun, rekaman kamera pengawas mencatat keempatnya meninggalkan tempat acara sekitar pukul 05:50 pagi waktu setempat dan tiba sekitar pukul 06.56 waktu setempat.
Kejanggalan lainnya, saat pemeriksaan awal Lochte mengaku perampok memberhentikan taksi mereka secara paksa di pinggir jalan, namun pada pemeriksaan selanjutnya dia mengaku taksi mereka dirampok saat berhenti di SPBU.
Setelah mendapati kejanggalan yang mengarah kepada dugaan laporan perampokan palsu, polisi lantas mengeluarkan surat panggilan pemeriksaan kepada keempatnya. Namun saat hendak menjemput keempatnya, polisi hanya menemukan Feigen dan mengetahui bahwa Lochte telah kembali ke AS, sedangkan Bentz dan Conger berada di bandara dan akan menaiki pesawat ke AS.
Polisi lantas menurunkan paksa Bentz dan Conger untuk menjalani pemeriksaan dan mendapati bahwa mereka telah berbohong terkait insiden yang menimpanya. Keduanya lantas diizinkan untuk kembali ke AS, namun polisi tetap menahan Feigen yang terbukti memberikan laporan palsu.
Berdasarkan hasil interogasi, polisi menemukan bahwa kejadian sebenarnya di SPBU tersebut adalah keempat perenang yang tiga di antaranya berhasil menyumbangkan medali emas bagi negaranya berulah. pihak keamanan kemudian menenangkan mereka dengan menggunakan senjata. Mereka kemudian dimintai uang sebagai ganti rugi atas kerusakan properti SPBU yang dikarenakan oleh aksi brutal mereka.
"Tidak ada perampokan terhadap atlet-atle ini. Mereka bukanlah korban dari kejahatan, mereka hanya mengada-ada, '' kata kepala polisi Rio, Fernando Veloso , seperti yang dilansir BBC pada 19 Agustus 2016.
Kini Feigen masih ditahan dan diharuskan membayar denda dalam bentuk donasi sebesar US$ 11 ribu (Rp 144,7 juta) yang akan diberikan kepada badan amal sebagai syarat agar dia bisa diizinkan kembali terbang ke negaranya.
Polisi Brasil marah dengan insiden tersebut yang akan mencoreng citra negara tersebut sebagai tuan rumah Olimpiade 2016. Perilaku tidak menyenangkan dari keempatnya telah membangkitkan amarah di negara asalnya, khususnya kalangan media yang menjadikan mereka sebagai bahan bulan-bulanan dan sasaran kecaman keras.
BBC|YON DEMA