Wanita Suriah Bakar Burqa Rayakan Kekalahan ISIS  

Reporter

Kamis, 4 Agustus 2016 21:08 WIB

Sejumlah pengunjung menghabiskan waktu untuk bersenang-senang di Zodiac bar, Damascus, Suriah, 11 Maret 2016. REUTERS/Omar Sanadiki

TEMPO.CO, Damaskus - Satu rekaman video menggambarkan suasana luar biasa di sebuah permukiman penduduk di Manbij, Suriah. Dalam tayangan itu tampak kerumunan anak-anak dan wanita bergembira karena kelompok teroris ISIS berhasil diusir dari daerah tersebut.

Wanita-wanita itu meluapkan kegembiraan mereka dengan membakar burka mereka. ISIS saat berkuasa di tempat tinggal mereka mewajibkan semua wanita untuk mengenakan burka, pakaian yang menutup seluruh tubuhnya tersebut.

Seperti yang dilansir Daily Express pada 4 Agustus 2016, dalam video yang dirilis oleh kantor berita Suriah Kurdi, Anha, anak-anak tampak melompat kegirangan, sedangkan seorang wanita melepas burka hitam dan mengibarkannya ke udara. Dia kemudian meminta kepada kerumunan itu untuk membantu membakarnya.

Pasukan Suriah Demokratik (SDF), aliansi yang didukung Amerika Serikat, yang terdiri atas milisi YPG Kurdi dan sekutu Arabnya, berhasil mengusir ISIS keluar dari Manbij pada akhir pekan lalu, menyusul serangan yang terus digencarkan selama sebulan.

Manbij pertama kali dikuasai ISIS pada 2014. Wilayah tersebut menjadi titik strategis bagi kelompok beraliran Islam Sunni garis keras itu karena terletak di antara perbatasan Turki dan markas besar mereka, Raqqa. Sekitar 15 ribu penduduk melarikan diri dari Manbij setelah diduduki ISIS. Namun masih ada sekitar 5.000 penduduk yang bertahan di sana.

EXPRESS | AL-ARABIYAH | YON DEMA





Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, terus menekan Amerika Serikat agar mengekstradisi ulama Fethullah Gulen untuk diadili di Turki dengan tuduhan terlibat dalam kudeta gagal pada Jumat, 15 Juli 2016.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Televisia, Selasa, 2 Agustus 2016, Erdogan mengatakan, otoritas AS meminta pemerintahannya melengkapi dokumen untuk mengekstradisi pria yang kini tinggal di Pennsylvania tersebut.

"Anda tuli, buta, dan tidak mengerti bahwa dia berada di belakang semua ini," ucap Erdogan. "Jika kami meminta ekstradisi seorang teroris, Anda seharusnya segera memenuhi permintaan itu," katanya.

Gulen tinggal di pengasingan AS sejak 1999 dan menolak tudingan terlibat dalam aksi makar 15 Juli 2016. Menurut Menteri Kehakiman Bekir Bozdag, otoritas Turki telah mengirimkan sebuah paket dokumen baru ke otoritas AS untuk mengekstradisi Gulen.

"Dalam memerangi terorisme, kita tidak boleh kehilangan waktu," ucap Erdogan.

Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, dalam keterangannya kepada media pada 18 Juli 2016, mengatakan bahwa Turki harus menunjukkan bukti asli bukan sekadar tudingan terhadap ulama tersebut sebelum pemerintah AS setuju Gullen diekstradisi.

AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN


Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

29 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

30 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

32 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya