Fakta Baru di Balik Hilangnya Malaysia Airlines MH-370

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 29 Juli 2016 04:35 WIB

Seorang anggota keluarga dari penumpang pesawat MH370 berteriak pada wartawan setelah menonton siaran televisi dari konferensi pers, di Beijing, 24 Maret 2014. Pesawat ini menghilang dalam perjalanan ke Beijing dari Kuala Lumpur pada 8 Maret 2014. REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Sydney - Pejabat Australia mengkonfirmasi bahwa data simulator penerbangan yang diambil dari rumah pilot pesawat nahas Malaysia Airlines MH370, menunjukan seseorang telah memanfaatkan perangkat itu. Data simulator diduga dipakai berlatih menerbangkan pesawat ke bagian selatan Samudera Hindia, tempat yang sama dimana jet penumpang tersebut dinyatakan hilang.

Badan Pusat Bersama Koordinasi Australia, yang mengawasi pencarian pesawat di lepas pantai barat Australia, mengatakan pemeriksaan terhadap simulator penerbangan milik Kapten Pilot Zahaire Ahmad Shah menunjukkan "seseorang telah mengatur haluan ke Samudera Hindia bagian selatan".

"Simulator penerbangan kapten MH370 menunjukkan seseorang mengatur rute ke Samudera Hindia bagian selatan," kata Scott Mashford, juru bicara JACC, seperti yang dilansir CNN pada 28 Juli 2016. Namun Mashford menambahkan, data dari simulator penerbangan tersebut hanya menunjukkan kemungkinan perencanaan tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat Boeing 777 itu.

Majalah New York pada Jumat lalu, yang mengutip dokumen rahasia FBI menunjukkan Zaharie merancang rute simulasi yang sama dengan rute yang dilalui oleh MH370, hanya beberapa minggu sebelum pesawat itu dilaporkan hilang. Pengungkapan itu memanaskan kembali spekulasi di media Australia, hari ini, bahwa tragedi misterius itu mungkin merupakan satu tindakan pembunuhan atau bunuh diri.

Namun, Australia dan Malaysia membantah laporan yang makin memperkeruh nasib pesawat yang hilang itu. Persitiwa ini menjadi insiden paling misterius dalam dunia penerbangan. Pesawat naas tersebut menghilang pada Maret 2014 saat terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing dengan membawa 239 penumpang dan awak. Berdasarkan citra satelit, pesawat itu diyakini jatuh di perairan terpencil Samudera Hindia bagian selatan.

Pekan lalu, pihak-pihak yang bergabung dalam pencarian--yang telah menghabiskan dana sekitar A$ 180 juta dolar atau Rp 1,7 triliun melalui pencarian bawah laut di perairan seluas 120 ribu kilometer persegi--yakni Australia, Malaysia dan Cina memutuskan untuk menangguhkan sementara pencarian di Samudera Hindia. Ketiga negara menyebut, pencarian ini akan dilanjutkan jika muncul bukti baru yang kredibel.

CNN | INDEPENDENT | YON DEMA

Berita terkait

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

1 jam lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

4 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

6 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

6 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

7 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

7 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

7 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

7 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

7 hari lalu

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

8 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya