Teror di Nice Direncanakan Bulanan dan Tidak Sendirian

Reporter

Editor

Erwin prima

Jumat, 22 Juli 2016 04:03 WIB

Pihak berwenang menyelidiki sebuah truk yang telah melakukan aksi brutal dengan menyeruduk kerumunan orang di saat menyaksikan pesta kembang api dalam perayaan Bastille Day di Nice, Prancis, 15 Juli 2016. Supir truk tersebut disaat menyeruduk kerumunan orang juga melepaskan tembakan dengan menggunakan senjata otomatis. AP Photo

TEMPO.CO, Paris - Aksi teror Mohamed Lahouaiej-Bouhlel yang mengendarai truk ke arah kerumunan di Nice, Prancis, beberapa waktu lalu, tak dilakukan sendirian. Jaksa menyatakan setidaknya lima orang tersangka lain ditetapkan dengan tuduhan membantu mempersiapkan aksi.

"Investigasi sejak 14 Juli malam masih terus berlanjut dan kami tak hanya mengkonfirmasi aksi terencana Mohamed Lahouaiej-Bouhlel, namun juga untuk menentukan bahwa dia diuntungkan dengan adanya bantuan dan memiliki kaki tangan dalam persiapan dan pelaksanaan aksi kriminalnya," ujar Jaksa Paris, François Molins, seperti dikutip The Guardian, Kamis, 21 Juli 2016.

Akibat aksi teror itu, 84 orang, termasuk anak-anak dan wanita tewas dan ratusan warga lain terluka. Truk yang dikemudikan oleh Lahouaiej-Bouhlel diarahkan ke kerumunan orang yang sedang merayakan Bastille Day di Nice. Ia pun sempat menembaki kerumunan dengan pistol yang dibawanya.

Kepastian ini didapatkan dari bukti ponsel dan komputer milik Lahouaiej-Bouhlel. Molins mengatakan aski Lahouaiej-Bouhlel juga terkait dengan aski teror di majalah Charlie Hebdo pada Januari 2015. Saat itu, 15 komikus tewas setelah sekelompok orang masuk dan menembaki tim redaksi.

Molins mengatakan Lahouaiej-Bouhlel mengirimkan pesan singkat pada salah satu tersangka penembakan. Pesan itu berbunyi, "Saya bukan Charlie. Saya senang mereka membawa beberapa tentara Allah untuk menyelesaikan pekerjaan."

Jaksa Molins mengungkapkan bahwa dalam aksi di Nice, diduga terdapat keterlibatan dari empat orang pria dan satu orang wanita. Mereka dituduh membantu Lahouaiej-Bouhlel sebelum aksinya dimulai.

Saat ini, kelima tersangka masih diperiksa oleh tim anti-teroris Prancis terkait keterlibatannya. Molins enggan mengungkapkan nama-nama mereka.

Kelima orang tersebut, kata Molins, sempat berkomunikasi dengan Lahouaiej-Bouhlel tepat sebelum truk ditabrakkan ke arah kerumunan. Beberapa saat sebelum menabrakkan mobil sejauh 2 kilometer, Lahouaiej-Bouhlel juga diketahui sempat mengirim dua pesan berisi kata-kata kotor, yang sudah direkam sejak awal.

Jaksa Molins mengatakan hal tersebut mempertegas adanya unsur perencanaan dan adanya dukungan logistik dan perencanaan dari kelima orang tersebut. "Ia nampaknya telah mempertimbangkan dan mengembangkan rencana kriminalnya beberapa bulan sebelum melaksanakannya," kata dia.

Dari lima tersangka, dua di antaranya adalah sepasang suami istri asal Albania. Mereka dituduh mempersiapkan pistol otomatis yang digunakan Lahouaiej-Bouhlel untuk menembak polisi dan warga.


Dari seluruh tersangka, tak ada yang menjadi perhatian dari pihak keamanan dan intelijen Prancis. Hanya satu orang keturunan Prancis-Tunisia berumur 41 tahun yang memiliki catatan kriminal merampok, pencurian, kekerasan, dan penggunaan obat-obatan.

Di rumah salah satu tersangka, disebutkan ditemukan obat-obatan terlarang dan uang sebesar 2.600 euro dan 11 ponsel. Molins menegaskan, walau sudah mengkalim bertanggung jawab, namun Lahouaiej-Bouhlel belum terindikasi berhubungan dengan ISIS. Begitupun dengan kelima tersangka lain.

EGI ADYATAMA | THE GUARDIAN

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

9 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

14 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

19 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

27 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

27 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

28 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

32 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya