Pasca-Kudeta Turki, Erdogan Tangkap 6 Ribu Orang
Editor
Yudono Yanuar Akhmadi
Senin, 18 Juli 2016 03:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Turki beraksi cepat melaksanakan sumpah Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk "membersihkan negara dari virus" pendukung Fethullah Gulen. Sumpah Erdogan diucapkan setelah terjadi percobaan kudeta militer terhadap pemerintahannya pada Jumat, 15 Juli 2016.
"Aksi pembersihan masih berlangsung. Telah terjadi 6.000 lebih penahanan. Angkanya bisa terus bertambah," ujar Menteri Keadilan Turki Bekir Bozda, saat diwawancarai salah satu stasiun TV, seperti dikutip oleh The Guardian, Ahad, 17 Juli 2016.
Erdogan menuduh Fethullah Gulen, ulama Turki yang kini menetap di Saylorsburg, Pennsylvania, Amerika Serikat, sebagai dalang di balik aksi kudeta militer itu. Dalam aksi tersebut, pasukan yang disebut Erdogan “kelompok Gulen” turun dengan senjata penuh.
Aksi tersebut gagal setelah warga Turki turun ke jalan dan melawan gerakan kudeta. Dalam aksi itu, setidaknya 290 orang tewas, termasuk 100 orang yang diduga sebagai perencana kudeta.
Para petinggi militer Turki pun ikut terkena imbasnya. Lima jenderal Turki ditangkap bersama dengan 2.800 tentara yang diduga terlibat dalam aksi tersebut.
Salah satunya Erdal Öztürk, komandan tentara ketiga Turki. Öztürk saat ini terancam hukuman mati setelah sekutu Erdogan menyerukan perubahan konstitusi untuk memungkinkan eksekusi mati terhadap pihak yang terlibat kudeta.
Gulen membantah keterlibatannya dalam kudeta tersebut. "Sebagai seseorang yang menderita di bawah beberapa kudeta militer selama lima dekade terakhir, terlebih menerima tuduhan yang menghina mempunyai hubungan dengan usaha semacam itu, saya dengan tegas membantah tuduhan tersebut," kata Gulen seperti dilansir Reuters.
Dalam aksi kudeta itu, pengkudeta sempat menguasai kota besar Turki, Ankara, dan Istanbul. Selain itu, dalam percobaan kudeta tersebut, militer sempat menduduki bandara internasional Attaturk, Turki, dan satu stasiun televisi.
THE GUARDIAN | REUTERS | EGI ADYATAMA