TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin, 12 Februari 2024, mengumumkan krisis yang masih berlangsung di Gaza akan menjadi fokus kunjungan kerjanya pada pekan ini Uni Emirat Arab dan Mesir. Erdogan menuduh Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang meniru diktator asal Jerman, Adolf Hitler.
“Pekan ini kami akan kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab dan Mesir. Ketegangan akibat serangan Israel ke Gaza tak diragukan lagi menjadi agenda dalam kunjungan kedua negara ini,” kata Presiden Erdogan usai rapat kabinet di Ibu Kota Ankara, seperti diwartakan kantor berita Anadolu.
Jika tidak ada aral melintang, Erdogan akan tiba di Uni Emirat Arab pada Senin, 19 Februari dan pada Rabu, 21 Februari 2024, terbang ke Mesir. Pada Selasa, 20 Februari 2024, Erdogan akan menghadiri World Government Summit yang diselenggarakan di Dubai, di mana orang nomor satu di Turki itu diundang sebagai tamu kehormatan.
“Sebagai tambahan, akan dibahas pula hubungan bilateral kedua negara. Kami menggelar pertemuan dengan kepala negara dan pejabat pemerintahan yang hadir,” kata Erdogan.
Sedangkan kunjungan kerjanya ke Mesir atas dasar undangan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi. Erdogan memastikan saat ke Kairo nanti, dia dan el-Sisi juga akan membahas sejumlah topik seperti ekonomi, perdagangan, pariwisata, energi dan pertahanan.
“Kami mengutuk agresi Israel ke Kota Rafah,termasuk serangan yang direncanakan. Alasan Israel bertindak berani karena kebijakan negara-negara Barat yang munafik. Negara-negara Barat itu secara terbuka meminta Israel agar menahan diri, namun mereka tutup mata pada kekejaman Netanyahu yang bersembunyi dengan alasan Hamas,” kata Erdogan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengkonfirmasi pada Rabu, 7 Februari 2024 bahwa sebanyak 27.708 warga Palestina tewas dan 67.174 lainnya terluka dalam serangan Israel di daerah kantong tepi pantai tersebut sejak 7 Oktober. Pernyataan kementerian menyebutkan serangan Israel telah menyebabkan 123 orang tewas dan 169 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir.
Israel menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Hamas pada Oktober 2023 yang menurut Tel Aviv menewaskan 1.200 orang. Menurut PBB, sekitar 85 persen warga Gaza mengungsi akibat serangan Israel, sementara semuanya mengalami kerawanan pangan.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor: Analis Gordon LaForge Sebut Ada Kandidat Calon Presiden yang Bisa Ancam Demokrasi Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini