TEMPO.CO, Washington - Otoriras penerbangan udara sipil Amerika Serikat (FAA), Sabtu, 16 Juli 2016, melarang seluruh pesawat Amerika tujuan Turki menyusul kudeta pada Jumat, 15 Juli 2016, terhadap anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sekaligus sekutu Amerika.
Badan penerbangan ini dalam surat peringatannya mengatakan pelarangan tersebut berlaku bagi seluruh maskapai penerbangan komersial dan pribadi baik yang beroperasi di dalam atau luar Turki.
"FAA sedang memantau situasi di Turki berkoordinasi rekan mitra kerja kami di Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Dalam Negeri serta memperbarui keadaan situasi yang ada," bunyi pernyataan FAA yang disiarkan USA Today, Sabtu, 16 Juli 2016.
Turki telah dibekap kerusuhan ketika terjadi upaya kudeta menjatuhkan Presiden Recep Tayyip Erdogan oleh sebagian kelompok militer pada Jumat, 15 Juli 2016. Sejumlah unit militer juga sempat menutup rute-rute kunci ke Ibu Kota Ankara dan Istanbul, serta menguasai stasiun televisi milik pemerintah.
Pada Sabtu, 16 Julli 2016, Erdogan tampil di televisi dengan menyatakan kudeta yang digalang sebagian pasukan militer itu gagal. Erdogan bersumpah dia akan menangkap otak di balik aksi tersebut.
"Pemerintahan ini dibangun oleh kekuatan rakyat yang tidak bisa digugat lagi. Mereka tidak akan berhasil sepanjang kita berdiri melawan mereka dengan risiko apa pun," ucapnya di depan kerumunan pendukungnya di Istanbul, Sabtu kemarin.
USA TODAY | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya