Pelaku Teror Nice di Prancis Tak Pernah ke Masjid, Pemabuk  

Reporter

Sabtu, 16 Juli 2016 17:50 WIB

Polisi dan petugas forensik menyisir sekitar lokasi truk yang menabrak kerumunan warga yang merayakan libur nasional Bastille Day di Nice, Perancis, 14 Juli 2016. Setelah truk menabrak kerumunan warga, sopir truk tersebut melancarkan tembakan dan menewaskan 70 orang. REUTERS/Eric Gaillard

TEMPO.CO, Nice - Keponakan istri pengemudi truk tronton yang melakukan teror keji di Nice, Prancis, pada Kamis malam, 14 Juli 2016, mengungkapkan perilaku keseharian Mohamed Lahouaiej Bouhlel yang dinilainya jauh dari seorang muslim yang taat menjalankan ajaran agamanya.

Walid Hamou menuturkan, Bouhlel, 31 tahun, tidak pernah beribadah ke masjid dan tidak menjalankan puasa pada bulan suci Ramadan.

"Dia pemabuk, makan daging babi, dan pengguna narkoba. Dia memukuli istrinya, keponakannya. Dia bukan seorang muslim," kata Hamou seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat, 15 Juli 2016.

Bouhlel dan istrinya sedang dalam proses cerai. Mereka memiliki tiga anak dari hasil pernikahannya. Bouhlel hidup terpisah dengan istrinya selama dua tahun terakhir.

Bouhlel yang mengemudikan truk tronton dengan kecepatan tinggi menyeruduk warga Prancis yang sedang memperingati hari kemerdekaannya, The Bastille Day , pada Kamis, 14 Juli. Sebanyak 84 orang tewas termasuk Bouhlel.

Beberapa jam sebelum peristiwa mengerikan itu terjadi, polisi sempat menghentikan truk tronton yang dikemudikan pria berdarah campuran Prancis-Tunisia itu. Polisi bahkan memberikan tembakan peringatan.

Bouhlel sempat menjelaskan kepada polisi bahwa ia sedang mengantar es krim ke area kerumunan orang dan diizinkan parkir beberapa jam. Dan mendadak Bouhlel menyeruduk kerumunan orang yang baru saja mulai menikmati kembang api diluncurkan ke udara.

Dari dalam truk, polisi menemukan sejumlah besar senjata, granat, dan senjata berat. Bouhlel diduga kuat terlibat jaringan teroris. Dalam catatan polisi Prancis, dia tidak pernah terlibat kasus teroris.

Polisi Prancis sejak enam bulan lalu telah menarget Bouhlal dalam sejumlah kasus kriminal.

Jumat pagi waktu setempat, polisi menempatkan istri Bouhlel dalam ruang tahanan. Polisi juga menyerbu satu apartemen di lantai 12 di kota itu yang diduga tempat tinggal pasangan suami-istri tersebut. Termasuk beberapa rumah di sekitar apartemen. Polisi berusaha mengungkap jaringan teroris yang diikuti Bouhlel.

DAILY MAIL | MARIA RITA

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

9 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

14 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

19 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

27 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

28 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

28 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

33 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya