Ledakan Bom Pipa di Kereta Api Komuter Taiwan, 25 Luka-luka

Reporter

Editor

Natalia Santi

Jumat, 8 Juli 2016 16:22 WIB

Sebuah kereta Taroko Ekspres yang penuh dengan hiasan kartun Hello Kitty akan melakukan perjalanan perdananya di Taipei, Taiwan 21 Maret 2016. REUTERS

TEMPO.CO, Taiwan - Sebanyak 25 orang luka-luka saat sebuah bom rakitan yang dimasukkan ke dalam pipa meledak di sebuah kereta api komuter Taiwan, menjelang tengah malam, Kamis, 7 Juli 2016.

Polisi Taiwan menyatakan mereka telah mengidentifikasi beberapa kemungkinan tersangka dalam peristiwa yang terjadi di dekat Stasiun Songshan, Taipei itu.

Menurut Polisi Nasional Taiwan, ke-25 korban, 14 pria dan 11 wanita, lima di antaranya dalam kondisi kritis.

"Kami sedang melakukan penyelidikan menyeluruh," kata Kepala Polisi Taipei, Wang Pao-chang, seperti dilaporkan The Sun Daily, Jumat, 8 Juli 2016.

Kepolisian Taiwan menepis dugaan ledakan itu sebagai serangan teroris. Hingga kini pun tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa itu.

Menurut keterangan Taiwan Railway Administration (TRA), suara ledakan terdengar hingga berjarak enam stasiun dari stasiun Songshan pukul 10 malam waktu setempat.

Menurut BBC, Kepala Divisi Penjinak Bom Lee Tzu-Wen mengatakan penyelidik telah menemukan tabung logam rusak sepanjang 15 sentimeter berisi bahan peledak. Benda yang ditemukan di dalam sebuah ransel hitam ini diyakini sebagai penyebab ledakan tersebut.

Menurut Wang, tabung pipa berisi bahan peledak sepanjang 47 sentimeter. Sebuah tas merah ditemukan di toilet gerbong kereta juga diyakini terkait dengan ledakan itu.

Perdana Menteri Lin Chuan mengatakan ledakan disebabkan oleh seseorang dengan "niat jahat".

Beberapa penumpang memberi kesaksian bahwa seorang pria membawa benda persegi warna hitam naik ke dalam kereta. “Terjadi sebuah ledakan dan kereta menjadi gelap. Orang-orang pun menjadi panik dan berteriak,” ujar salah satu penumpang.

"Saya melihat api dari lampu dan mendengar suara, rambut saya terbakar," kata seorang penumpang wanita.

Seperti dilansir Channel News Asia, hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti ledakan. Direktur TRA Chou Yung mengatakan kepada media lokal, penyelidikan sedang dilakukan.

Dapat dipastikan bahwa penyebab ledakan bukan karena permasalahan teknis, seperti rusaknya peralatan kereta.

Direktur Jenderal Badan Kepolisian Nasional Chen Kuo-en menambahkan, sisa-sisa bahan peledak juga ditemukan di atas kursi kereta. Tidak hanya itu, polisi juga mendapati sebuah benda menyerupai petasan.

Menurut kantor berita Taiwan, Central News Agency, seorang saksi mata melihat pria berusia sekitar 40 tahun meninggalkan sesuatu sebelum keluar dari kereta. Sementara penumpang lainnya melihat seorang laki-laki meninggalkan bagasi hitam di kereta sebelum ledakan terjadi.

Serangan terhadap transportasi umum di Taipei juga pernah terjadi pada 2014 lalu, seorang mahasiswa menikam para penumpang metro dan menewaskan empat orang. Akibat serangan itu sistem keamanan dirombak.

THE SUN DAILY | BBC | CHANNEL NEWS ASIA | LANI DIANA | NATALIA

Berita terkait

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

8 jam lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

12 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

1 hari lalu

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

Menlu AS, Antony Blinken, bertemu dengan timpalannya dari Cina, Wang Yi, untuk membicarakan banyak hal, termasuk hubungan Cina-Rusia.

Baca Selengkapnya

Presiden Tsai Ing-wen Gembira Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Militer ke Taiwan

3 hari lalu

Presiden Tsai Ing-wen Gembira Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Militer ke Taiwan

Tsai Ing-wen gembira Kongres Amerika Serikat meloloskan paket bantuan asing, di mana Taiwan masuk dalam daftar yang berhak mendapat bantuan

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Gempa Susulan Taiwan

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Gempa Susulan Taiwan

Kementerian Luar Negeri mengatakan pihaknya bersama KDEI Taipei terus memantau dampak gempa susulan di Taiwan.

Baca Selengkapnya

Taiwan Kembali Diguncang Gempa Puluhan Kali, yang Terkuat Hingga 6,3

4 hari lalu

Taiwan Kembali Diguncang Gempa Puluhan Kali, yang Terkuat Hingga 6,3

Taiwan digucang gempa hingga puluhan kali sejak Senin malam. guncangan yang terkuat hingga 6,3 magnitudo.

Baca Selengkapnya

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

17 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Gempa Taiwan, Terbesar Sejak 1999?

19 hari lalu

Fakta-fakta Gempa Taiwan, Terbesar Sejak 1999?

Taiwan baru saja dilanda bencana gempa yang memakan korban jiwa dan kerugian materiel. Bagaimana faktanya?

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

21 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

Pulau Penyu yang Cantik di Taiwan Ini Runtuh Sebagian setelah Gempa Bumi

22 hari lalu

Pulau Penyu yang Cantik di Taiwan Ini Runtuh Sebagian setelah Gempa Bumi

Wisatawan yang mengunjungi pulau berbentuk penyu di Taiwan ini biasanya mengikuti tur mengamati paus dari April hingga Oktober.

Baca Selengkapnya