Setelah Kim Jong Un, Kini Donald Trump Puji Saddam Hussein

Reporter

Editor

Natalia Santi

Kamis, 7 Juli 2016 06:38 WIB

Kandidat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bersama istrinya Melania Trump berpose saat menghadiri TIME 100 Gala di Manhattan, New York, 26 April 2016. REUTERS

TEMPO.CO, Raleigh - Setelah menyebut akan menyambut pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan memberi nilai A untuk kepemimpinan Presiden Suriah Bashar Al-Assad, Donald Trump lagi-lagi memperlihatkan sudut pandangnya yang unik atas tokoh-tokoh kontroversial dunia.

Dalam wawancara dengan CNN baru-baru ini, ia menyanjung mantan Presiden Irak Saddam Hussein.

Meski mengakui Saddam Hussein adalah "orang jahat", Trump menyebut mantan diktator Irak itu berhasil memberantas terorisme, kendati selama berkuasa Irak masuk daftar negara sponsor terorisme.

"Dia adalah orang jahat, benar-benar orang jahat," kata Trump seperti yang ditulis CNN, Selasa, 5 Juli 2016. "Tapi Anda tahu apa yang dia lakukan dengan baik? Dia berhasil membunuh para teroris. Dia melakukannya dengan sangat baik."

Trump juga menyebut Irak hari ini, tanpa Saddam Hussein, menjadi "Harvard" bagi para teroris. Harvard merupakan salah satu universitas terbaik di Amerika Serikat. "Jika ingin jadi teroris, pergilah ke Irak, itu seperti Harvard, Oke? Sangat menyedihkan, sangat menyedihkan," ucap Trump.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Paul Ryan terkejut mendengar pernyataan Trump. Ryan menegaskan, Saddam Hussein adalah orang paling jahat abad ke-20.

Sedangkan mantan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush, yang mengesahkan perang Irak, menyebut dunia kini lebih baik tanpa Saddam Hussein.

Adapun kubu Hillary Clinton, calon presiden asal Partai Demokrat, lawan politik Trump dalam pemilihan Presiden, berkomentar pujian Trump merefleksikan sikapnya. "Trump memuji Saddam Hussein sebagai pembunuh teroris, artinya dia setuju tidak pernah menggubris hak-hak siapa pun," kata Jake Sullivan, penasihat senior kampanye. Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat menilai Saddam Hussein banyak melakukan pelanggaran hak-hak asasi manusia rakyatnya.

Menurut Sullivan, sikap Trump yang condong menjadi pemerintah diktator menunjukkan betapa berbahayanya dia. Selain Hussein dan Assad, Trump mengapresiasi Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan Presiden Libya, Muammar Khadafy.

CNN | ABC | MAYA AYU PUSPITASARI


Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

13 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

20 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

24 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

31 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

33 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

36 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

36 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

36 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya