Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. AP
TEMPO.CO, Moskow- Presiden Rusia Vladimir Putin mencabut pembatasan perjalanan ke Turki setelah ia menjalin kembali hubungan baik dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melalui panggilan telepon pertama mereka sejak Ankara menembak jatuh sebuah jet tempur Rusia, November lalu.
Putin juga memerintahkan agar kegiatan perdagangan dilakukan seperti biasa di antara kedua negara. "Saya ingin memulai (perdagangan kembali) dengan bidang pariwisata. Saya meminta agar pemerintah Rusia memulai kembali proses perdagangan dan hubungan ekonomi dengan Turki," kata Putin.
Langkah itu diambil beberapa jam setelah Turki digemparkan dengan tiga serangan bom bunuh diri di Bandara Internasional utama Ataturk, Istanbul, pada Selasa malam, 28 Juni 2016, yang menewaskan 41 orang, termasuk 13 warga asing. Setelah terjadi insiden penembakan pesawat perang Rusia di Suriah pada November lalu itu, Moskow memberlakukan beberapa pembatasan terhadap Ankara. Termasuk melarang beberapa produk makanan Turki memasuki Rusia, melarang penerbangan dan penjualan paket-paket wisata ke negara itu, serta melarang memperkenalkan kembali visa bagi para pengunjung Turki.
Hubungan diplomatik kembali pulih ditandai dengan panggilan telepon oleh Putin kepada Erdogan setelah orang kuat Turki itu mengirim surat kepada pemimpin Kremlin tersebut, yang menurut Moskow berisi permohonan maaf. Dalam satu pernyataan, menurut Kremlin, Putin menyampaikan belasungkawa mendalam atas serangan bom dan tembakan di Bandara Ataturk, Istanbul.
Kantor Presiden Turki menegaskan, Erdogan dan Putin saling menekankan betapa pentingnya melanjutkan hubungan bilateral antara Turki dan Rusia. Untuk mempererat kembali hubungan kedua negara, Erdogan dan Putin akan mengadakan pertemuan pada September mendatang di luar sidang G20 yang akan diadakan di Cina. Ini adalah pertemuan secara empat mata yang pertama di antara kedua pemimpin sejak dimulainya perseteruan diplomatik kedua negara. ABC ONLINE|YON DEMA