Mahkota Kerajaan, The Imperial, dibawa secara seremonial ke Istana Westminster dalam Pembukaan Parlemen Negara di London, Inggris, 27 Mei 2015. Pembukaan ini menandai awal resmi dari tahun kerja parlemen. REUTERS/Richard Pohle
TEMPO.CO, London -Hasil jajak pendapat online yang diterbitkan perusahaan riset SurveyMonkey menunjukkan kampanye meninggalkan Eropa (Brexit) telah unggul 1 persen atas kampanye tetap bergabung menjelang referendum Uni Eropa, Kamis, 23 Juni 2016.
Seperti dilaporkan Business Insider, Rabu, 22 Juni 2016, kampanye meninggalkan Uni Eropa unggul dengan persentase 49 berbanding 48 persen.
Ini kedua kalinya dalam satu minggu SurveyMonkey merilis hasil jajak pendapat untuk menggambarkan referendum sebagai kontes dengan persaingan yang sangat ketat. Pekan lalu, perusahaan itu menemukan bahwa pilihan masyarakat terpecah dan persis merata (48 persen : 48 persen).
Kedua gerakan kampanye diyakini akan memberi perhatian ekstra pada hasil jajak pendapat. SurveyMonkey telah dikenal sebagai salah satu lembaga yang benar memprediksi hasil Pemilu 2015, ketika begitu banyak lembaga survei terkemuka gagal.
Lembaga survei ini juga menegaskan tren yang sangat jelas dan memilah antara bagaimana kaum muda dan orang tua akan memberikan suara besok.
Sebanyak 71 persen responden berusia antara 18 dan 24 mengatakan kepada SurveyMonkey bahwa mereka akan memilih Inggris tetap bergabung dengan Uni Eropa—blok 28 negara—dibanding hanya 38 persen dari penduduk usia 65 tahun ke atas yang mengatakan hal yang sama.
Ini tidak mengherankan karena hasil penelitian yang dipublikasikan pada Senin, 20 Juni 2016, oleh kelompok riset Kantar menyebutkan orang-orang muda berpikir bahwa Brexit akan membuat keadaan finansial negara menjadi lebih buruk.
Adapun survei terbaru SurveyMonkey ini diikuti beberapa jajak pendapat lain yang hasilnya justru berbeda.
Sebuah jajak pendapat ORB untuk The Telegraph menunjukkan kampanye tetap di Uni Eropa unggul 7 poin (53 : 45 persen). Sedangkan survei NatCan menunjukkan keunggulan 6 poin (53 : 47 persen).
Meski demikian, penelitian SurveyMonkey telah menggarisbawahi bahwa Brexit mungkin saja terjadi.