Rencana proyek pelabuhan dan bandara milik Israel di atas sebuah pulau buatan di lepas pantai Jalur Gaza. Thewashingtonpost.com
TEMPO.CO, Gaza- Israel berencana membangun sebuah pulau buatan di Jalur Gaza. Pulau yang akan dilengkapi bandar udara, pelabuhan, dan mungkin hotel itu juga diperuntukkan bagi warga Palestina.
Proposal untuk membangun pulau buatan manusia yang memakan biaya US$ 5 miliar atau Rp 66,3 triliun itu sudah di tangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Hanya, belum ada jawaban.
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang menjajaki opsi tapi belum membuat keputusan," kata Menteri Intelijen Israel yang mempromosikan rencana pembangunan pulau buatan ini, Israel Katz, seperti dikutip dari Washington Post, Senin,21 Juni 2016.
Katz mengatakan pihaknya juga sedang mencari mitra untuk mendanai pembangunan pulau itu. Arab Saudi dan Cina diperkirakan bersedia membangun pulau tersebut, bermitra dengan pengusaha Israel. Menariknya, alasan mengajak Saudi bermitra aneh karena Israel tak punya hubungan resmi dengan Saudi.
Untuk menemukan mitra, Katz bahkan telah melayangkan proposal kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Pulau buatan ini memiliki luas 4 mil persegi. Letaknya sekitar 3 mil dari garis pantai yang terhubung langsung dengan lahan milik Israel dengan jembatan berlajur dua.
Diperuntukkan bagi warga Palestina, tapi pengawasan atas pulau itu ada di tangan Israel. Akses ke pelabuhan dan bandara diawasi secara ketat. Ada pos pemeriksaan di tengah jembatan yang dikelola otoritas internasional. Jembatan akan ditutup jika terjadi ketegangan yang meningkat di jalur itu.
Pulau itu tidak akan menjadi milik salah satu negara, tapi akan memiliki status hukum internasional dan pasukan keamanan internasional. Katz menyarankan NATO. Israel sendiri akan bertanggung jawab atas keamanan di perairan sekitar pulau.
Penolakan terhadap rencana itu bukannya tidak ada. Kritikus menggambarkan proyek pulau buatan ini sebagai upaya lain Israel menumpulkan kritik atas proses perdamaian yang hampir tak terjadi dengan Palestina.
Kenyataannya, negara itu telah mengepung jalur perdagangan dan perbatasan selama satu dekade di Gaza, terutama sejak gerakan militan Islam Hamas menduduki kawasan pada 2007.
Hamas dan Israel terlibat tiga kali perang dalam tujuh tahun terakhir. Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan Amerika Serikat.
Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu
5 hari lalu
Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu
Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.