Permalukan Duterte, Abu Sayyaf Penggal Kepala Sandera Kanada  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 16 Juni 2016 18:55 WIB

Calon kandidat Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menjawab pertanyaan saat konferensi pers di Davao City, Filipina, 9 Mei 2016. REUTERS

TEMPO.CO, Manila - Kelompok teroris Filipina, Abu Sayyaf, mengaku aksi mereka memenggal kepala tawanan asal Kanada, Robert Hall, adalah untuk mempermalukan Presiden baru negara itu, Rodrigo Duterte.

"Ini ditujukan kepada Duterte, presiden baru. Agar kamu tahu apa yang kami akan lakukan kepada rakyat Kanada," kata juru bicara kelompok itu, Abu Raami, seperti dilansir Star Online, Rabu, 15 Juni 2016.

Sejam setelah wawancara melalui telepon oleh Inquirer, Raami mengumumkan tindakan Abu Sayyaf membunuh Hall karena uang tebusan 300 juta pesos atau setara dengan Rp 86 miliar yang dituntut untuk membebaskannya tidak diserahkan pada waktu yang telah ditentukan, yaitu pukul 15.00 waktu setempat.

Hall merupakan warga Kanada yang menjadi korban kedua dari kekejaman Abu Sayyaf. Sebelumnya, John Ridsdel juga bernasib sama setelah dipenggal kepalanya pada 25 April lalu di wilayah Sulu. Saat itu Ridsdel bersama Hall dan temannya, warga lokal Maritess Flor dan rakyat Norwegia, Kjartan Sekkingstad, dibawa pria bersenjata yang menyerbu resor eksklusif di Island Garden City Samal di Provinsi Davao del Norte pada 21 September 2015.

Sekkingstad, Flor, dan warga Belanda, Ewold Horn, adalah di antara tujuh tawanan yang masih dalam kontrol teroris Abu Sayyaf.

Di Manila, Presiden Aquino sebelumnya mengatakan kejadian pembunuhan terbaru itu kepada Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, yaitu setelah Filipina mengonfirmasi kematian Hall.

"Kami mengutuk kekejaman dan pembunuhan Robert Hall setelah ditawan kelompok Abu Sayyaf di Sulu sejak sembilan bulan lalu," katanya di Manila.

Pada saat yang sama, Trudeau tetap dengan keputusan untuk tidak menyerahkan uang tebusan yang dituntut kelompok teroris, termasuk Abu Sayyaf, meskipun itu mengakibatkan kematian rakyatnya.

Kepala yang diperkirakan milik Robert Hall ditemukan di kantong plastik di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina, Senin malam, 13 Juni 2016. Lima jam sebelumnya, kelompok militan Abu Sayyaf mengklaim telah mengeksekusi Hall, 57 tahun, satu dari sejumlah sandera mereka.

STAR ONLINE | INQUIRER | YON DEMA

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

5 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

8 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

19 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

23 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

23 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

23 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

25 hari lalu

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional

Baca Selengkapnya

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

26 hari lalu

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.

Baca Selengkapnya

Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

26 hari lalu

Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 magnitudo mengguncang Taiwan, Jepang hingga Filipina. Puluhan orang luka-luka, 1 tewas.

Baca Selengkapnya