Vezir Catras berjabat tangan dengan Presiden Tayyip Erdogan usai diberi nasihat di Istanbul, Turki, 26 Desember 2015. Presiden Tayyip Erdogan berjanji untuk membantu menyelesaikan masalah pria itu. Yasin Bulbul/Presidential Press Service Pool via AP
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik negara-negara Barat. Ia menuturkan negara-negara itu lebih peduli kepada hak asasi kaum gay dan kelestarian hewan daripada nasib rakyat Suriah. Erdogan menuduh Barat memiliki pola pikir “sisa-sisa perbudakan dan penjajahan”.
Luapan anti-Barat oleh Erdogan itu terungkap pada Jumat, 13 Mei 2016. Erdogan menghadapi kebuntuan dengan Uni Eropa atas tuntutan bahwa Turki mengubah Undang-Undang Anti-Terorisme untuk mengamankan perjalanan bebas di Eropa bagi warga negara Turki.
“Malulah mereka yang tidak menunjukkan kepekaan untuk wanita dan anak-anak yang mencari bantuan,” kata Erdogan. “Malulah mereka yang menunjukkan kepekaan pada ikan paus, anjing laut, dan kura-kura di laut milik 23 juta warga Suriah.”
Komisi Eropa menyatakan perjalanan bebas visa bergantung pada Ankara menulis ulang undang-undang anti-terorismenya. Sebabnya, undang-undang itu digunakan untuk menuntut wartawan dan kritikus pemerintah.