Atasi Kekeringan, Uni Emirat Arab Rancang Gunung Buatan

Reporter

Kamis, 5 Mei 2016 08:25 WIB

Ilustrasi mendaki gunung. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Dubai- Uni Emirat Arab sedang merancang pembangunan gunung buatan untuk mendapatkan lebih banyak hujan guna mengatasi kekeringan di negara itu.

Suhu tinggi melanda negara Timur Tengah itu sejak beberapa dekade lalu, mengakibatkan air sungai menjadi kering, tanaman tidak subur, dan harga makanan meningkat.

Untuk itu, tim ahli dari University Corporation of Atmospheric Research (UCAR) yang berbasis di Amerika Serikat ditugaskan untuk mengkaji efek gunung buatan yang bisa membantu mendapatkan hujan. Tim ahli mengatakan bahwa gunung buatan manusia itu akan membuat tingkat udara meningkat.

Ulasan pada tahap awal itu menelan biaya 275 ribu poundsterling atau Rp 5,2 miliar, dan akan dipimpin Roelof Bruintjes dari UCAR.

"Apa yang kita lihat adalah pada dasarnya untuk menilai dampak pada cuaca melalui jenis gunung, seberapa tinggi dan bagaimana kemiringan yang harus dilakukan. Kita akan menyediakan laporan fase pertama pada musim panas sebagai langkah awal," kata Bruintjes.

Meskipun Bruintjes mengakui pembuatan gunung itu dari awal akan melibatkan biaya yang sangat tinggi, dia menegaskan bahwa penelitian yang dilakukan dapat membuka jalan dalam menangani krisis hujan di Uni Emirat Arab.

"Membangun sebuah gunung bukan sesuatu yang mudah. Jika (proyek) terlalu mahal (buat pemerintah), secara logika proyek ini tidak akan dilaksanakan.

"Jika itu diteruskan, fase kedua akan melibatkan perusahaan rekayasa dan memutuskan apakah dapat dilaksanakan atau tidak," kata Bruintjes, seperti yang dilansir Mirror pada 3 Mei 2016.

Sementara untuk lokasi untuk membangun gunung buatan manusia itu masih belum diidentifikasi.

MIRROR| YON DEMA

Berita terkait

Berperan dalam Sinetron Anti-ISIS, Aktris Kuwait Diancam Dibunuh  

2 Juni 2017

Berperan dalam Sinetron Anti-ISIS, Aktris Kuwait Diancam Dibunuh  

Aktris asal Kuwait, Mona Shaddad, mengaku menerima ancaman pembunuhan dari ISIS setelah berperan dalam Black Crows, sinteron anti-ISIS

Baca Selengkapnya

Uni Emirat Arab Beli 160 Rudal Amerika Seharga Rp 26,6 Triliun

12 Mei 2017

Uni Emirat Arab Beli 160 Rudal Amerika Seharga Rp 26,6 Triliun

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui penjualan 160 rudal kepada Uni Emirat Arab dengan nilai sekitar Rp 26,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Delapan Putri Uni Emirat Arab Dijerat Kasus Perdagangan Manusia  

12 Mei 2017

Delapan Putri Uni Emirat Arab Dijerat Kasus Perdagangan Manusia  

Pelayan melaporkan delapan putri kerajaan Uni Emirat Arab ke polisi Belgia atas perlakuan tidak manusiawi dan terlibat perdagangan manusia.

Baca Selengkapnya

Dubai Merayakan Hari Migrasi Burung Sedunia

11 Mei 2017

Dubai Merayakan Hari Migrasi Burung Sedunia

Burung dianggap memainkan peran penting untuk kesinambungan pembangunan di Dubai.

Baca Selengkapnya

Etihad Airways Tuai Pujian Karena Menolong Lansia Bertemu Cucunya

17 April 2017

Etihad Airways Tuai Pujian Karena Menolong Lansia Bertemu Cucunya

Pilot Etihad Airways bersedia memutar balik pesawatnya demi menurunkan pasangan lanjut usia agar dapar bertemu cucunya yang tengah sekarat.

Baca Selengkapnya

Menjual Bayi, TKW Indonesia Dipenjara di Dubai

25 Maret 2017

Menjual Bayi, TKW Indonesia Dipenjara di Dubai

Dia memiliki bayi menyusul hubungan gelapnya dengan pria Pakistan di Abu Dhabi.

Baca Selengkapnya

Setelah Blue Moon, Gadis Emirat Ini Terbitkan Novel Keduanya  

25 Maret 2017

Setelah Blue Moon, Gadis Emirat Ini Terbitkan Novel Keduanya  

Menurutnya, novel itu untuk mengubah persepsi dunia tentang
perempuan Arab.

Baca Selengkapnya

2 Pramugari Dihukum Gara-gara Motret Rekannya Tidur  

5 Maret 2017

2 Pramugari Dihukum Gara-gara Motret Rekannya Tidur  

Di depan hakim, kedua pramugari itu menolak segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Baca Selengkapnya

Emirat Arab Tak Pusing Soal Pelarangan Donald Trump

1 Februari 2017

Emirat Arab Tak Pusing Soal Pelarangan Donald Trump

Keputusan tersebut adalah masalah internal dan hak kedaulatan AS.

Baca Selengkapnya

Pasca-Serangan Mematikan, UEA Larang Warganya ke Turki

4 Januari 2017

Pasca-Serangan Mematikan, UEA Larang Warganya ke Turki

Kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Baca Selengkapnya