Ibarat Suami-Istri Bertengkar, RI-Cina Tak Perlu Pihak Lain

Reporter

Editor

Natalia Santi

Selasa, 22 Maret 2016 21:37 WIB

Presiden Cina, Xi Jinping menerima kedatangan Presiden Indonesia, Joko Widodo dalam upacara penyambutan di Balai Agung Rakyat, di Beijing, Cina, 26 Maret 2015. REUTERS

TEMPO.CO, Nusa Dua - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha mengatakan pelanggaran kedaulatan perairan Indonesia oleh kapal ikan asing asal Cina di Laut Natuna, Sabtu, 19 Maret 2016 lalu, baiknya tak sampai melibatkan pihak ketiga.

"Hubungan Indonesia dan Cina baik saja, persoalan ini ibarat pertengkaran suami istri biasa. Dibicarakan dua pihak ini saja dulu," ujarnya di sela-sela pelaksanaa Pertemuan Bali Process Ke-6 di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Bali, Selasa, 22 Maret 2016.

Menurutnya, Indonesia akan melihat perkembangan yang terjadi, sehingga belum ada tanda isu ini akan diangkat ke forum internasional. "Belum ada pembicaraan lagi, terakhir sampai Bu Menlu memanggil Kedubes Tiongkok di Jakarta kemarin, " kata Arrmanatha merujuk istilah resmi Cina yang digunakan pemerintah Indonesia.

Direktur Jenderal Multilateral Kemlu Hasan Kleib juga mengatakan mengatakan Bali Process ke-6 tak akan membahas apapun selain penyelundupan dan perdagangan manusia, serta tantangan yang muncul setelah arus imigran yang menentu.

"Tidak, tak ada pembicaraan soal kapal Cina. Saya tak tahu kalau di pertemuan bilateral Bu Menlu, tapi di Bali Process tidak," kata Kleib di BICC, Selasa.

Saat menyerahkan nota diplomatik yang diwakili Kuasa Usaha Kedutaan Besar Cina, Retno meminta Cina menghormati hukum international, termasuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982.

"Indonesia bukan merupakan claiming state (negara yang bersengketa) dalam konflik batas laut yang ada di Cina. Nota diplomatik juga sudah saya sampaikan kepada Kuasa Usaha Sementara Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta,” kata Retno di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 21 Maret 2016.

Protes pemerintah Indonesia dilayangkan karena Cina melanggar hak berdaulat dan yurisdiksi Indonesia di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan di landas kontinen. Kapal pengawas Cina juga menghalang-halangi upaya penegakan hukum yang dilakukan aparat Indonesia di wilayah ZEE tersebut. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sempat melontarkan gagasan untuk membawa masalah itu ke peradilan internasional.

Cina menegaskan meskipun mengakui bahwa Kepulauan Natuna adalah milik kedaulatan Indonesia, tetapi nelayan dan kapal yang ditangkap Sabtu lalu berada di wilayah perairan penangkapan ikan tradisional Cina sehingga tidak melakukan pelanggaran.

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

3 jam lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

3 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

7 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

7 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

8 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

9 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

9 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Luhut Jamin Hubungan Indonesia-Cina Makin Mesra di Pemerintahan Berikutnya

14 hari lalu

Luhut Jamin Hubungan Indonesia-Cina Makin Mesra di Pemerintahan Berikutnya

Luhut menjamin hubungan Indonesia-Cina akan semakin kuat pada periode pemerintahan berikutnya. Ada beberapa proyek kerjasama yang akan dilanjutkan.

Baca Selengkapnya