Polisi Belgia menangkap Salah Abdeslam, tersangka pelaku pemboman di Paris, di Molenbeek, Brussels, Belgium, pada 18 Maret 2016. Abdeslam merupakan sopir dari mobil Renault Clio berwarna hitam yang menurunkan tiga pelaku bom bunuh diri di dekat Stade de France, Paris. VTM via AP
TEMPO.CO, Brussels - Presiden Prancis Francois Hollande berharap terduga pelaku teror Paris, Salah Abdeslam, dapat diekstradisi ke Prancis secepat mungkin. Dia mengatakan penangkapan Abdeslam merupakan sebuah momen penting.
Namun, ucap Hollande, penangkapan Abdeslam bukanlah akhir dari operasi tersebut. "Kami menyadari bahwa ada lebih banyak orang daripada apa yang kami duga di awal," ujar Hollande dalam konferensi persnya, Sabtu, 19 Maret 2016.
"Kami harus menangkap semua pelaku yang mengizinkan, mengatur, ataupun memfasilitasi serangan itu. Kami pun menyadari bahwa mereka terdiri atas lebih banyak orang daripada apa yang kami duga pada awalnya dan berhasil kami identifikasi," tuturnya.
Perdana Menteri Belgia Charles Michel yang mendampingi Hollande dalam konferensi pers itu mengatakan penggerebekan itu digelar setelah ada hasil penyelidikan yang intens dari para detektif. "Ini adalah hasil yang sangat penting dalam pertarungan untuk demokrasi," ucapnya.
Penggerebekan tersebut digelar setelah polisi menemukan sidik jari Abdeslam di sebuah apartemen di Brussels pada Selasa lalu. Abdeslam yang kabur setelah serangan Paris pada 13 November 2015 akhirnya ditangkap di sebuah apartemen di Molenbeek, Brussels.
Abdeslam terluka akibat penggerebekan itu. Dua pria yang bersamanya pun ditangkap. Abdeslam merupakan salah satu orang yang paling dicari karena menjadi kunci dalam serangan yang menewaskan 130 orang tersebut.