AS Desak Hukum Pasukan Perdamaian PBB yang Lecehkan Anak

Reporter

Jumat, 11 Maret 2016 17:54 WIB

Pasukan perdamaian PBB asal Uruguay berusaha mengatasi keributan dalam pembagian makanan di Port-au-Prince, Haiti (26/1). Keributan terjadi saat warga antre untuk mendapatkan beras. AP/Ramon Espinosa

TEMPO.CO, New York- Amerika Serikat mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengeluarkan resolusi untuk kasus kejahatan pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan oleh Pasukan penjaga perdamaian PBB.

Laporan tentang kasus pelecehan seksual dibahas dalam rapat Dewan Keamanan PBB pada Kamis, 11 Maret 2016.

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Samantha Power marah besar menerima laporan kasus pelecehan seksual oleh Pasukan Penjaga Perdamaian PBB. Ia menyerukan Dewan Keamanan PBB bersikap atas kasus ini. Ia meminta dukungan suara agar resolusi dikeluarkan.

Baca: Ini 8 Jenis Sanksi Terberat PBB untuk Korea Utara

"Penting untuk mengakhiri kejahatan seks, terutama terhadap anak-anak," kata Samantha Power di hadapan anggota Dewan Keamanan PBB, Kamis, 10 Maret 2016 seperti dikutip dari Belfast Telegraph.

Samantha mendesak PBB untuk memberikan informasi tentang sejumlah kasus pelecehan seksual terhadap anak yang belum diselidiki. Dia juga mengkritik penjaga perdamaian PBB atas keterlambatan memulangkan kontingen Kongo yang dituduh melakukan tujuh kejahatan seks pada 2015.

"Bagaimana kita bisa membiarkan ini terjadi? Kita semua?" kata Samantha penuh kemarahan. "Pengalaman memaksa kita bertanya, bagaimana jika para tentara lebih cepat dikirim pulang? Berapa banyak anak-anak bisa terhindar dari pelecehan? dan kini bahwa anak-anak harus memikul beban di sisa hidup mereka?"

Baca juga: Uni Eropa dan AS Hapus Beberapa Sanksi untuk Iran

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Petr Iliichev menegaskan negara-negara yang menyumbangkan pasukan perdamaian memainkan peranan kunci untuk mengurangi dan memberangus statistik memalukan ini.

Illiichev mengatakan upaya mendisplinkan pasukan penjaga perdamaian tidak menjadi mandat Dewan Keamanan PBB. Ia tidak secara tegas menolak usulan resolusi dikeluarkan.

Duta besar Mesir untuk PBB Amr Abdellatif Aboulatta menjelaskan, semestinya kasus ini disampaikan oleh Majelis Umum PBB sebagai lembaga yang mewakili semua negara anggota PBB. Sayangnya, resolusi yang dikeluarkan Majelis Umum PBB tidak mengikat secara hukum. Berbeda dengan resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB.

Aboulatta pun berharap agar kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan Pasukan Perdamaian PBB tidak digunakan sebagai alat untuk menyerang negara-negara yang menyumbangkan pasukannya atau meremehkan reputasi negara itu.

Di hadapan 15 anggota Dewan Keamanan PBB, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyampaikan laporan terbaru yang memuat 69 dugaan kasus pada tahun 2015. Ini pertama kalinya Ban menyebut nama-nama negara diduga sebagai pelaku pelecehan seksual. Sejak awal tahun ini saja, departemen Penjaga Perdamaian PBB menerima ada tambahan 25 kasus serupa.



BELFAST TELEGRAPH | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

13 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

18 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

19 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

20 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

21 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

22 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

22 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

23 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya