Menlu Palestina Al Maliki: Dunia Muslim Hargai Indonesia
Editor
Maria Rita Hasugian
Minggu, 6 Maret 2016 18:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Palestina sangat menghargai keputusan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Konferensi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) soal Palestina dan Al Quds Al Sharif.
KTT Luar Biasa ke-5 seharusnya diselenggarakan di Maroko selaku Ketua Komite Al-Quds pada Januari 2016. Namun Maroko menyatakan tidak sanggup. Pemerintah Palestina dan Sekretaris Jenderal OKI pun meminta Indonesia untuk menjadi tuan rumah. Presiden Joko Widodo setuju.
Konferensi para menteri luar negeri OKI di Jeddah mendukung hal ini. Konferensi akhirnya disepakati untuk digelar di Jakarta Convention Center, 6-7 Maret.
Baca juga: Presiden Palestina dan Wapres Amerika Bertemu di Ramallah
Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad Al Maliki menyatakan pihaknya sangat menghargai kesediaan Indonesia untuk menjadi tuan rumah konferensi kali ini. Dia menegaskan apapun hasil konferensi OKI, Indonesia telah mengupayakan yang terbaik. Memulai konferensi saja, menurut dia, sudah sangat luar biasa. Berikut petikan wawancara doorstop Natalia Santi dari Tempo dengan Menlu Al Maliki.
Apa harapan terbaik Palestina dalam konferensi ini?
Konferensi Tingkat Tinggi ini fokus pada apa yang terjadi di Palestina, Yerusalem, dan Mesjid Al Aqsa. Fakta bahwa Konferensi Tingkat Tinggi ini perlu secara khusus membahas masalah ini saja sudah sebuah kesuksesan. Jadi memulai konferensi ini saja sebuah kesuksesan. Bahkan sebelum benar-benar dimulai. Kami sangat meyakini bahwa untuk mengawali konferensi ini saja adalah sebuah kesuksesan.
Apa yang akan dihasilkan oleh konferensi ini adalah potensi setiap negara untuk berkontribusi bagi akses yang aman rakyat Yerusalem. Selain itu, pertemuan juga diharapkan menemukan cara untuk memperkuat solidaritas dan dukungan bagi rakyat yang sudah berjuang dengan keras sejak lama demi nama Muslim untuk melindungi dan merawat Mesjid Al Aqsa dan Tempat Suci Yerusalem.
Baca juga: DPR Usul 4 Agenda KTT OKI: Jangan Seremonial Belaka
Indonesia mengundang lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa dalam konferensi kali ini, apakah itu membuat sebuah perbedaan?
Fakta bahwa Indonesia mengambil tanggung jawab untuk menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi ini saja sudah sangat kami hargai. Ini menunjukkan kepemimpinan Indonesia di dunia Muslim. Ini sangat penting. Indonesia tidak bisa sepenuhnya mendorong hasil pertemuan tingkat tinggi, karena hasil akhir adalah keputusan seluruh anggota sendiri. Mereka akan merumuskan hasil akhir pertemuan sebagai rekomendasi.
Indonesia sudah berupaya sangat keras sejak sepakat untuk menyelenggarakan konferensi hingga hari ini, agar dapat menghasilkan kesimpulan yang benar-benar dapat mengakhiri penderitaan rakyat di Yerusalem, dan menyediakan perlindungan bagi mesjid, juga menemukan cara praktikal bagaimana tanggung jawab bisa dibagi oleh semua pihak.
Ancaman yang dihadapi saat ini sangat besar yang tidak dapat ditanggung oleh Palestina sendiri. Ini memerlukan kontribusi kolektif bagi dunia muslim dan Indonesia telah memberikan kepada kita mekanisme melalui konferensi ini.