Korea Utara Luncurkan Roket, Ini Sikap Pemerintah Indonesia  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Minggu, 7 Februari 2016 15:25 WIB

Model dari berbagai jenis roket dipamerkan di Kompleks Sci-Tech di Pyongyang, Korea Utara, 3 Februari 2016. Korea Utara mengumumkan rencana peluncuran roket ke luar angkasa. Roket tersebut membawa satelit observasi Bumi yang akan mengorbit selama 20 hari sejak 8 Februari. Namun dunia internasional mencurigai rencana Korut ini sebagai kamuflase uji coba peluru kendali berhulu ledak nuklir. AP/Kim Kwang Hyon

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengambil "sikap sangat menyayangkan" untuk menanggapi peluncuran roket jarak jauh Korea Utara.

"Pemerintah Indonesia sangat menyayangkan bahwa imbauan masyarakat internasional, agar RDRK tidak melaksanakan peluncuran uji coba roket jarak jauh untuk membawa satelit, tidak diindahkan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Christiawan Nasir, dalam siaran pers, Ahad, 7 Februari 2016. RDRK atau Republik Demokratik Rakyat Korea adalah nama resmi Korea Utara.

Menurut pemerintah RI, tindakan tersebut telah melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) Nomor 1718 Tahun 2006, Nomor 1874 Tahun 2009, dan Nomor 2087 Tahun 2013 serta telah menciptakan ketegangan di kawasan.

Lebih lanjut, pemerintah Indonesia mendesak Korea Utara menghormati dan mematuhi Resolusi DK PBB, menahan diri dari tindakan-tindakan provokasi, serta mengimbau semua pihak untuk mengambil langkah-langkah guna menurunkan ketegangan.

Korea Utara meluncurkan roket jarak jauh dari lokasi peluncuran Dongchang-ri, Ahad, 7 Februari 2016. Negeri komunis tersebut telah mengumumkan bahwa peluncuran itu bertujuan menaruh satelit observasi ke orbit, tapi dunia menganggapnya sebagai upaya menutupi uji coba rudal balistik antarbenua.

Pyongyang memperingatkan roket tahap pertama akan jatuh di laut barat di Laut Cina Timur, dan di Laut Filipina.

Sebelumnya, disebutkan peluncuran akan dilakukan pada 8-25 Februari, tapi kemudian dimajukan rentang waktunya menjadi 7-14 Februari.

Roket yang ditembakkan pada Ahad itu diyakini memiliki jangkauan lebih dari 10 ribu kilometer dan mampu mencapai daratan Amerika Serikat.

Korea Selatan dan Amerika Serikat mengutuk keras peluncuran roket tersebut. Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mengharapkan sanksi yang lebih keras untuk memastikan Korea Utara menghentikan ambisi nuklirnya.

NATALIA SANTI | YONHAP

Berita terkait

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

4 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

1 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

1 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

1 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

4 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

4 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

6 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

8 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya