Lacak Musuh, ISIS Gunakan Facebook Korban yang Dibunuh  

Reporter

Kamis, 7 Januari 2016 04:34 WIB

Nadia Murad Basee menceritakan kisahnya di depan sejumlah anggota DK PBB di markas PBB di New York, 16 Desember 2015. Nadia mengaku dirinya diculik pada bulan Agustus tahun lalu dari desanya di Irak yang kemudian dibawa ke sebuah gedung markas ISIS, dimana di dalamnya terdapat ribuan perempuan dan anak-anak Yazidi. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menggunakan sebuah cara yang licik dan keji untuk melacak aktivis yang anti terhadap mereka. Caranya, ISIS membajak sebuah akun Facebook milik aktivis cantik yang telah dibunuhnya beberapa bulan lalu guna memperdaya mangsanya.

Ruqia Hassan Mohammed, seorang aktivis perempuan yang juga aktif memberikan informasi dari dalam Raqqa, ibu kota ISIS, dibunuh oleh jihadis ISIS tiga bulan lalu. Dia dibunuh karena aktivitas media sosialnya yang dianggap profokatif oleh ISIS.

Ruqia, 30, dituduh sebagai mata-mata dan dibunuh oleh ISIS pada September 2015, tapi keluarganya baru diberi tahu ihwal kematiannya pekan lalu.

Kemudian, akun Facebook Ruqia terus digunakan ISIS untuk memanipulasi para kolega Ruqia.

Seperti yang dilansir Independent pada 6 Januari 2016, kelakuan keji ISIS berhasil terungkap melalui investigasi yang dilakukan oleh seorang wartawan warga dari aktivis bawah tanah Raqqa (RBSS), yang bekerja untuk mendokumentasikan dan mempublikasikan kehidupan di bawah kendali ISIS.

"Akun Facebook-nya tetap terbuka untuk menjebak teman-teman yang berkomunikasi dengan dia," kata aktivis, yang menggunakan nama samaran Tim Ramadhan untuk menyembunyikan identitas aslinya. Dia mengatakan, sekitar seminggu yang lalu, ISIS masih menggunakan akun Ruqia untuk mengirim pesan ke pengguna lain, mengklaim bahwa dia masih hidup.

Klaim itu juga disebarkan oleh situs online berbahasa Arab, al-Aan, yang melaporkan bahwa aktivis anti-ISIS telah memperingatkan bahwa akun Ruqia telah digunakan untuk mencoba mengidentifikasi keberadaan aktivis lainnya, baik di dalam maupun luar Suriah.

Menulis dengan nama pena Nissan Ibrahim, Ruqia, seorang Kurdi kelahiran Suriah, sering mengunggah informasi tentang kehidupan sehari-hari penduduk yang hidup di bawah ISIS di Raqqa.

Wanita yang suka memakai eye shadow terang dan lipstik pink diketahui memiliki rasa humor yang baik. Posting-an Facebook terakhirnya, pada Juli, mengejek putusan ISIS untuk melarang hotspot Wi-fi di kota.

Setelah mengambil kuliah Filsafat di Universitas Aleppo, dia bergabung dengan pemberontak menghadapi Presiden Suriah Bashar al-Assad yang dimulai pada 2011. Dia tetap di Raqqa setelah kota itu direbut oleh pemberontak yang lebih moderat pada 2013 dan kemudian diambil alih oleh ISIS pada tahun yang sama.

ISIS telah melakukan kampanye pembunuhan kejam untuk membungkam siapa pun yang mungkin berbicara menentang kekuasaan mereka atau memberikan informasi intelijen tentang gerakan mereka di Raqqa.

INDEPENDENT|YON DEMA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

8 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

27 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

28 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

36 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

37 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

39 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

39 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

39 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

40 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

40 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya