Ekspresi ketakutan kandidat calon presiden AS, Donald Trump saat secara tiba-tiba seekor elang berusaha mematuknya dalam sesi pemotretan dengan Majalah TIME, 10 Desember 2015. Kandidat dari Partai Republik itu terpilih menjadi salah satu nominasi Person of the Year versi Majalah TIME. REUTERS/TIME Magazine
TEMPO.CO, London - Iklan pertama bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, berisi seruan larangan warga muslim masuk ke Amerika.
Materi iklan ini ulangan dari pernyataan Trump terkait dengan insiden penembakan, yang diduga dilakukan pasangan muslim di San Bernardino, California, awal Desember 2015, yang menewaskan 14 orang.
Trump ketika itu mengatakan "Islam memicu kebencian terhadap Amerika". Selama pemerintah masih mencari tahu akar persoalan itu, sebaiknya semua muslim "tak dibolehkan masuk ke Amerika".
Pernyataan ini langsung memicu kecaman baik dari dalam maupun luar Amerika, termasuk dari Kementerian Pertahanan, yang menyebut pernyataan itu "membahayakan keamanan Amerika".
Di Inggris pernyataan Trump mendorong pengusulan petisi agar pemerintah Inggris melarang masuknya Trump. Hingga akhir Desember petisi tersebut didukung lebih dari 500 ribu tanda tangan.
Iklan pertama Trump yang disiarkan berbagai stasiun televisi di Amerika juga memasukkan janji Trump, "melumpuhkan ISIS dan menyita minyak mereka".
Dimasukkan pula seruan untuk menghentikan arus imigrasi dari Meksiko. Trump menganggarkan dana tak kurang dari US$ 2 juta atau sekitar Rp 26,8 miliar per pekan untuk kampanye melalui televisi.