2015, Momok ISIS dan Pengungsi Benua Biru

Reporter

Kamis, 31 Desember 2015 21:37 WIB

Pasukan keamanan Irak, membentangkan bendera nasionalnnya diatas kendaraan militernnya di komplek pemerintahan di Ramadi, 28 Desember 2015. Pasukan Irak berhasil merebut komplek pemerintahan Ramadi dari ISIS, setelah dikuasainya sejak Mei lalu. AP/Osama Sami

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun 2015 adalah kalender krisis pengungsi dan kekerasan yang mendera sebagian dunia.

Badan Dunia untuk Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi untuk Migrasi Internasional (IOM) melansir laporan bersama yang menyebut 1 juta lebih imigran dan pengungsi tiba di Eropa selama 2015.

Lebih dari 970 ribu di antaranya mendarat setelah mengarungi pelayaran berbahaya melintasi gelombang Laut Mediterania.

Seperti dilansir Voice of America dan Al Jazeera, UNHCR menyebut sekitar 80 persen dari mereka, yakni 821.008 orang, menyeberang dari Turki menuju Yunani, negara yang tidak memiliki kapasitas cukup untuk menampung mereka. Juru bicara UNHCR, Adrian Edwards, mengatakan sedikitnya separuh jumlah orang yang tiba itu adalah pengungsi dari Suriah.

Perang saudara di Suriah pula yang tahun ini memasuki tahun keempat, bersama konflik sektarian di Irak, yang mengentalkan kekerasan berdarah dari kelompok militan bersenjata “kekhalifahan” yang mengklaim diri Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS) atau ISIL alias Daesh.

Momok ISIS pada 2015 diawali penembakan ke kantor redaksi Charlie Hebdo, Paris, Prancis, lalu eksekusi brutal seorang pilot Yordania yang ditawan. Selanjutnya episode kekejaman Jihadi John yang menggorok para sandera warga asing yang direkam di video.

November lalu, serangan eksponen ISIS di Paris menewaskan sedikitnya 130 orang sipil dan puluhan lainnya terluka. Pada pengujung tahun, terungkap lembar-lembar dokumen tentang hukum ISIS yang membolehkan mereka menjarah organ tubuh sandera meskipun berisiko fatal, demi menyelamatkan loyalisnya. Terakhir, fatwa mengenai pedoman praktek-praktek hubungan seks tuan dengan wanita yang menjadi budaknya.

Tim TEMPO

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

29 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

30 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

32 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya