Tornado Hantam Amerika Serikat, Korban Tewas Jadi 43 Orang

Reporter

Senin, 28 Desember 2015 18:48 WIB

Sebuah mobil rusak parah tertimpa pohon tumbang akibat badai tornado yang menyerang Tennessee, 24 Desember 2015. Badai tornado ini melanda Amerika Serikat bagian selatan saat malam Natal dan sedikitnya 11 orang tewas, sehingga pemerintah setempat menetapkan status darurat. AP Photo/Mark Humphrey

TEMPO.CO, Dallas - Sedikitnya 43 orang dikabarkan tewas menyusul badai tornado yang menghantam berbagai kawasan di selatan dan barat Amerika Serikat selama lima hari. Selain melumat jiwa, badai tornado, banjir, dan salju juga menghancurkan ratusan rumah, tempat bisnis, serta jalur transportasi.

Untuk mengantisipasi bencana ini, kantor meteorolgi dan geofisika AS mengeluarkan peringatan bahwa tornado bakal mengarah ke Texas, Arkansas, Lousiana, Oklahoma dan Mississippi. Pemerintahan negara bagian Missouri, Oklahoma, dan New Mexico telah menyatakan dalam kondisi darurat.

Dari Illinois diperoleh informasi, tiga orang dewasa dan dua bocah tersapu banjir ketika mereka berada di dalam mobilnya. Adapun di Texas, sedikitnya 11 orang tewas akibat dilibas tornado dengan kecepatan 300 kilometer per jam.

Ratusan rumah di Texas hancur menjadi puing dan puluhan mobil terbang dari jalanan. Lima orang di negara bagian ini meninggal di dalam mobilnya ketika melintasi jalan tol di Kota Garland. "Mereka tak sempat menyelamatkan diri," kata Pedro Barineau, polisi setempat.

"Berkali-kali sirine berbunyi di kawasan tersebut, namun tidak ada orang yang mendengarkan bunyi sirine tanda ada tornado karena mereka sedang mengendarai kendaraannya di jalan bebas hambatan. Mereka juga tidak tahu kalau sirine bakal mati dan tornado datang sangat cepat dalam hitungan detik," ucap Barineau.

Angin puting beliung di negara bagian ini, jelas Barineau, membuat mobil terbang melayang sejauh beberapa meter termasuk menumbangkan pepohonan. "Sejumlah gereja juga hancur," ucapnya. "Kehancuran total," kata Barineau. "Ini peristiwa yang sangat mengerikan, berlangsung sehari setelah Natal."

Gubernur Texas, Greg Abbott, dalam keteranganya kepada media mengatakan bahwa Dallas dan beberapa kawasan lainnya dalam kondisi darurat bencana. Dia juga memperingatkan warga agar berhati-hati terhadap luncuran salju di sebelah barat negara bagian termasuk meluapnya air sungai.

Cuaca buruk di kawasan tersebut memaksa sekitar 1.500 penerbangan pada Ahad, 27 Desember 2015, dibatalkan. "Separuh dari pembatalan penerbangan itu terjadi di Dallas," kata otoritas penerbangan Amerika Serikat.

BBC | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya