Konferensi Perubahan Iklim, Mengapa Rusia Menjadi Sorotan?  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Senin, 30 November 2015 04:09 WIB

Polisi Prancis berjaga-jaga didepan pintu masuk lokasi Konferensi Perubahan Iklim Paris 2015 (COP21) di Le Bourget, Paris, 26 November 2015. REUTERS/Christian Hartmann

TEMPO.CO, Moskow - Ketika kebakaran hutan melanda Siberia musim panas ini, para pejabat Rusia menyalahkan pelaku pembakaran dan kru pemadam yang tidak teratur. Ahli lingkungan mengatakan, pemanasan global adalah pelaku lain. Suhu meningkat di seluruh dunia, dan Siberia mengalami kekeringan panjang. Badan Cuaca Nasional Rusia mengatakan, negara itu adalah bagian yang paling cepat mengalami pemanasan.

Vladimir Churpov dari Greenpeace Rusia, mengatakan, kepemimpinan Rusia tumpul di bidang kebijakan penyelamatan lingkungan. "Tentu saja hutan tidak akan terbakar jika tidak dibakar," kata Churpov seperti dilansir US News, 28 November 2015. "Fakta bahwa kebakaran terjadi begitu lama, itu karena pemerintah tidak dapat beradaptasi dengan tuntutan baru pemanasan iklim."

Menjelang konferensi perubahan iklim di Paris, Rusia menyajikan sebuah paradoks. Mereka menjanjikan pengurangan produksi gas rumah kaca selama 15 tahun ke depan sebesar 25 hingga 30 persen sejak 1990. Namun pada 1990 terlihat lonjakan output industri sebelum industri Soviet runtuh. Tingkat emisi Rusia diperkirakan bisa meningkatkan sekitar 40 persen dari level saat ini pada 2030.

Rusia adalah negara terbesar ke empat emitor gas rumah kaca dunia setelah Cina, Amerika Serikat, dan India, yang melepaskan lebih dari 2 gigaton gas rumah kaca per tahun. Namun berdasarkan emisi per unit produk domestik bruto, Rusia adalah salah satu negara carbon-intensive di dunia, menurut Shift Project Data Portal, agregator statistik perubahan iklim. Cina, India, dan Amerika Serikat bahkan tidak di atas 20.

"Satu yang tidak dirasakan Rusia bahwa perubahan iklim adalah masalah besar," kata Bill Hare, kepala kelompok riset Analisis Iklim. "Jelas terlihat kurangnya kemauan politik di Rusia untuk mengatasi perubahan iklim, yang akan banyak merugikan mereka di tahun mendatang."

Di negara ini, bahkan konsep daur ulang juga sulit diterapkan. Hanya ada sedikit dukungan dan beberapa insentif dari pemerintah nasional untuk perusahaan Rusia agar beralih ke energi hijau. "Untuk menyingkirkan isu perubahan iklim, atau setidaknya menghentikannya, mereka tidak pernah mendapatkan uang," kata Yevgenia Chirikova, seorang aktivis lingkungan yang telah meninggalkan Rusia karena tekanan dari pemerintah.

Satu penangkal alami untuk emisi Rusia adalah daya serap karbon melalui hutan boreal, yang menyerap sekitar 500 juta ton emisi per tahun. Negosiator Rusia untuk perubahan iklim telah mendorong untuk menyertakan hutan dalam perhitungan emisi karbon. Kritikus mengatakan, jika hutan disertakan dalam penghitungan emisi, Rusia hanya akan mengurangi emisi 6-11 persen pada 2030. Dan para ilmuwan di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia memperingatkan bahwa emisi gas rumah kaca yang meningkat bisa menghilangkan daya serap karbon hutan boreal pada 2040.

US NEWS | ARKHELAUS W

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

5 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

6 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

7 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya