TEROR PARIS: Para Penebar Maut Ada 3 Tim, Ada yang Lain?  

Reporter

Minggu, 15 November 2015 09:37 WIB

Warga menyalakan lilin dalam aksi berkabung di depan konsulat Prancis di Montreal, Kanada, 13 November 2015. Aksi ini ditujukan bagi sekitar 153 korban penyerangan di kota Paris. Graham Hughes/The Canadian Press via AP

TEMPO.CO, PARIS - Kepolisian Prancis mengidentifikasi setidaknya tiga tim kelompok bersenjata dengan rompi bom bunuh diri dan senjata mesin menyerang serentak di sejumlah kawasan di Paris, Prancis, Jumat, 13 November 2015. Serangan itu setidaknya membunuh paling sedikit 129 orang dan ratusan orang lainnya terluka.

Serangan itu lantas diklaim dilakukan ISIS. Seperti dilansir CNN, dalam keterangan persnya, Jaksa Prancis Francois Molins mengaku menemukan paspor Suriah di dekat mayat pengebom bunuh diri di Stadion Stade de France. "Di Paspor disebutkan pria kelahiran Suriah, September 1990," kata Molins, di Paris, Sabtu, 14 November 2015.

PARIS DITEROR
TEROR PARIS, Hampir 130 Tewas: 3 Skenario di Balik Serangan
Usai Teror Paris, Kedutaan Perancis di Jakarta Dijaga Polisi

Molins menyebutkan, seorang teroris Paris lainnya adalah pria Prancis 29 tahun. Ia orang pertama yang dipastikan sebagai penyerang dari tujuh orang yang ditembak aparat. Dua teroris lainnya ditemukan adalah pengungsi di Yunani. "Mereka masuk Eropa sebagai pengungsi" kata Molins. Namun, tak ada informasi pasti jumlah peneror.

ISIS kemarin mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di gedung konser yang padat penonton, restoran-restoran, dan bar-bar, serta area luar stadion nasional Prancis. Lebih dari 129 orang terbunuh dan 352 terluka yang 99 di antaranya dalam kondisi kritis. Jumlah korban tewas belum termasuk mayat tujuh pelaku teror ini.

Presiden Francois Hollande menyebut serangan terkoordinasi itu sebagai "tindakan perang" ketika ibu kota Prancis itu biasanya tenang, sepuluh bulan setelah serangan ke majalah Charlie Hebdo yang mengguncang negara itu.

Keadaan darurat dan tiga hari duka nasional telah diumumkan. Dewan Kota Paris memerintahkan semua fasilitas kota ditutup, sedangkan lokasi wisata seperti Menara Eiffel ditutup sampai waktu yang tidak ditentukan.

CNN | REUTERS | AFP | TELEGRAPH

Baca juga:
Drama Mengerikan Teror Paris, 130 Tewas: Isi Pelor Lagi, Lalu Tembak-tembak!
Heboh Penjara Buaya Budi Waseso:1.000 Buaya Ada Syaratnya

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

9 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

14 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

19 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

27 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

27 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

28 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

33 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya