Teror Paris, Surat Remaja Ini Ungkap Situasi di Bataclan  

Reporter

Sabtu, 14 November 2015 10:25 WIB

Petugas membantu seorang pria yang terluka akibat serangan penembakan di dekat aula konser Bataclan di Paris, Prancis, 13 November 2015. Media setempat mengabarkan enam pria bersenjata terlibat dalam serangan penembakan di beberapa tempat. REUTERS/Christian Hartmann

TEMPO.CO, Paris - Seorang remaja pria sedang di dalam gedung konser Bataclan di Kota Paris, Prancis, pada Jumat malam, 13 November 2015, ketika beberapa pria melepaskan tembakan di ruangan itu. Di Bataclan, para pelaku teror menembaki dan menyandera para pengunjung. Di sini, korban tewas mencapai seratus orang.

Remaja pria ini kemudian menuliskan kesaksiannya dan mengirimkannya ke media Prancis, Le Figaro, tentang suasana di dalam ruang konser ketika itu.

Berikut ini isi suratnya:

Situasi kacau balau. Saya berada di sisi kanan ruang Bataclan. Lagu yang dibawakan Eagles if Death Metal baru saja selesai dilantunkan ketika saya mendengar ledakan seperti bunyi kembang api.

Saya melihat pemain gitar meletakkan gitarnya. Saya berputar dan melihat seorang pria dengan senjata otomatis menembak ke arah atas.

Semua orang tiarap. Saat itu seperti instink saja. Setiap orang secepat mungkin menghindari para penembak. Tidak mungkin menghitung berapa banyak mereka, semua terjadi sangat cepat.

Saya dan beberapa orang lain berusaha naik ke podium yang ada pintu daruratnya di sebelah kanan.

Dan semua kacau, orang-orang ketakutan, berjuang untuk hidup, sementara lainnya saling dorong dan tarik untuk mencapai podium.

Kami bersembunyi di kamar bagian kanan setelah melewati podium, mengira itu jalan keluar, ternyata bukan. Seorang staf gedung mengatakan pintu darurat ada di sisi lain ruangan itu.

Saat itu kami masih mendengar tembakan. Setelah beberapa detik dan menit berlalu, kami melihat orang-orang menuju pintu darurat. Ketika saya berpikir akan mengikuti orang-orang tersebut, para pelaku menembaki ke arah pintu darurat.

Kami semua lalu memutuskan menyeberang ke arah belakang gorden. Kami kemudian menyadari sudah berada di luar gedung dan berlari menuju jalan raya.

Saya mendengar tembakan di jalan tempat kami lari. Namun saya tak mau melihat ke belakang. Saya berlari seperti seluruh dunia berlari menuju Bastille. Jalan sudah dipenuhi polisi bermobil dan bersepeda motor yang menuju lokasi.

Saya pulang ke rumah. Saya baik-baik saja. Saya tidak tahu kondisi yang lain, apakah mereka juga baik-baik saja. Saya tidak takut lagi. Saya juga sekarang tidak syok lagi. Saya menulis ini, dan saya tidak akan lupa.

TELEGRAPH | MARIA RITA


Baca juga:
TEROR PARIS: 5 Fakta Penting yang Perlu Anda Tahu
Ini Rangkaian Teror Paris: Stadion Bola hingga Konser Rock





Advertising
Advertising



Berita terkait

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

14 jam lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

6 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

16 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

24 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

25 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

25 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

30 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

31 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

34 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya