Serangan Militer ke Suriah, Target Rusia Posisi ISIS

Reporter

Kamis, 1 Oktober 2015 15:50 WIB

Pesawat jet Su-27 dari tim Russkiye Vityasy atau Russian Knights melakukan akrobatik dalam acara Pertahanan Maritim Internasional di St.Petersburg, Rusia, 2 Juli 2015. AP/Dmitry Lovetsky

TEMPO.CO, Moskow - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membantah berbagai tudingan yang menyebutkan bahwa serangan udara Moskow di Suriah ditujukan terhadap berbagai target, bukan sekedar untuk Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan menimbulkan korban sipil.

"Berbagai rumor yang beredar mengatakan bahwa target serangan udara Rusia tidak hanya posisi-posisi ISIS adalah tidak benar. Semua rumor itu tidak ditemukan di lapangan," kata Lavrov kepada wartawan usai bertemu dengan rekannya dari Amerika Serikat, John Kerry, di New York, Kamis, 1 Oktober 2015. "Saya juga tidak memiliki data mengenai korban sipil," ujarnya.

Sementara itu, seorang diplomat Saudi Arabi meminta Rusia mengakhiri aksi militernya di Suriah. Berbicara di depan peserta Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Rabu, 30 September 2015, Abdallah Al-Mouallimi, mengatakan bahwa kelompok ISIS tidak berada di kawasan yang diserang jet tempur Rusia.

"Utusan negara kami menunjukkan keprihatinan yang mendalam atas operasi militer Rusia di Homs dan Hama hari ini. Militan ISIS tidak berada di kedua lokasi yang dibombardir jet tempur Rusia. Serangan ini menimbulkan korban jiwa tak berdosa. Kami meminta serangan tersebut segera diakhiri," ucap Mouallimi.

Amerika Serikat, Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dan kelompok oposisi Suriah menaruh perhatian kuat terhadap serangan udara Rusia pada Rabu, 30 September 2015. Serangan udara itu juga menyasar kelompok pemberontak dukungan Barat.

Presiden Rusia Vladimir Putin dalam keterangannya kepada pers, Rabu, 30 September 2015, mengatakan bahwa operasi yang dilancarkan Rusia adalah serangan pencegahan terhadap ISIS. "Sasaran serangan jet tempur Rusia menghancurkan delapan posisi ISIS," ucap Kementerian Pertahanan Rusia.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry menerangkan Rusia dan AS akan mengadakan pembicaraan masalah aksi militer. "Sesegera mungkin, kemungkinan besok," ucapnya usai mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di New York, Rabu, 30 September 2015.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

24 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

33 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

34 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

36 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

36 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

37 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

37 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

37 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya