Sejumlah tentara Irak dan militan Syiah berdoa di dekatkuburan massal tentara Irak yang dibunuh oleh militan Negara Islam (ISIS) di kamp militer Speicher, Tikrit, Irak, 7 April 2015. Tim forensik Irak melakukan penggalian kuburan massal yang diduga terdapat ratusan tentara Irak yang dibunuh oleh ISIS. AP
TEMPO.CO, Pyongyang - Seorang dokter dan istrinya asal Korea Utara telah diculik oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Libya.
Seperti dilansir dari NK News, Senin, 25 Mei 2015, pasangan suami istri ini dalam perjalanan ke Tripoli dari rumah sakit Jalu. Mereka baru saja selesai bertugas ketika itu.
"(Mereka diculik) ketika mereka dalam perjalanan ke Tripoli setelah selesai bertugas di rumah sakit Jalu, sementara supir mobil mereka dilepaskan kemarin," kata Libya Observer, satu-satunya media sosial di Libya.
Adapun informasi dari pihak rumah sakit mengatakan dokter warga Korea Utara itu berusia 60 tahun dan telah bekerja beberapa tahun di rumah sakit Jalu.
Pihak Kedutaan Besar Korea Utara tetap melakukan kontak dengan sejumlah pihak untuk mencari tahu keberadaan pasangan suami istri itu.
Sumber yang dikutip dari kantor berita Korea Selatan, Yonhap, mengatakan tidak ada alasan bagi ISIS untuk menculik suami istri yang berprofesi sebagai dokter.
Setelah peristiwa pembajakan kapal Korea Utara di Somalia pada 2010--menyusul perang sipil pecah di Libya--Korea Utara telah melarang warganya, termasuk diplomatnya dan semua karyawan di Libya, untuk kembali ke negaranya.
Tujuannya adalah mencegah mereka agar tidak menularkan gerakan revolusi seperti di dunia Arab ke Korea Utara, negara yang paling terisolasi.