Benci Rohingya: Ashin Wirathu Punya 3 Pidato Radikal

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Minggu, 24 Mei 2015 18:43 WIB

Biksu Ashin Wirathu, sangat vokal dalam gerakan menentang anti Islam di Myanmar. Paula Bronstein/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak susah mencari sosok kunci di balik kekerasan dan pengusiran etnis muslim Rohingya dari Rakhine, Myanmar. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah media internasional menyebut orang itu Ashin Wirathu, biksu radikal dari kelompok '969' dan pernah dipenjara selama tujuh tahun sejak 2003 gara-gara menghasut gerakan anti-Islam. (Baca: Kenalkan Ashin Wirathu, Biksu Pembenci Muslim Rohingya)

Wirathu diketahui memupuk kebencian warga mayoritas Buddha di Myanmar terhadap kelompok minoritas muslim Rohingya dalam pidato-pidatonya secara terbuka. Sejumlah pidato radikalnya itu juga diunggah di Youtube dan Facebook. Berikut beberapa petikan pidato dan komentar Wirathu yang pernah dikutip media juga yang tersebar lewat sosial media. (Baca juga: Cara Ashin Wirathu Sebarkan Kebencian terhadap Muslim Rohingya)


1. Ras Lebih Penting


Dalam pidatonya yang dikutip majalah Time, 1 Juli 2013, "Sekarang bukan waktu untuk tenang. Sekarang adalah waktu untuk bangkit, untuk membuat darah Anda mendidih," kata Wirathu di hadapan ratusan umat Budha di sebuah kuil di Mandalay, Myanmar, untuk membakar semangat orang Budha melawan muslim Rohingya.

"Muslim berkembang biak begitu cepat, dan mereka mencuri perempuan kami, memperkosa mereka. Mereka ingin menduduki negara kami, tapi aku tidak akan membiarkan mereka. Kita harus terus menjaga Myanmar tetap Buddha." Menurut Wirathu, 5 persen warga Rohingya dari total 60 juta warga Myanmar merupakan ancaman bagi Myanmar. (Baca: Derita Rohingya: Suu Kyi Tetap Bungkam, Partai Buka Suara)

"Merawat agama kita sendiri dan ras lebih penting daripada demokrasi," kata Wirathu sambil duduk bersila di panggung biara New Masoeyein di Mandalay. Menurut Wirathu, sekitar 90 persen Muslim di Myanmar adalah "radikal dan orang jahat".


2. Invasi Jihad Muslim


"Jadi, kerusuhan di Rakhine (Juni 2012) bukanlah konflik antara dua kelompok etnis, itu hanyalah invasi perang jihad muslim," kata Wirathu dalam sebuah pidato yang diunggah di kaman Youtube pada 2013.

"Saya, U Wirathu yang dihormati, menyatakan secara terbuka: sudah saatnya kita melindungi tanah Myanmar. Dengan melindungi dan mendukung Myanmar," lanjut Wirathu dalam pidato di Youtube tersebut. (Baca pula: Rohingya Dibantai dan Diusir, di Mana Aung San Suu Kyi?)


3. Hina Utusan PBB

"Kami telah menjelaskan tentang hukum perlindungan ras, tapi ada pelacur yang mengkritik hukum kita tanpa belajar dengan baik. Jangan anggap Anda orang terhormat hanya karena Anda punya posisi di PBB. Di negara kami, Anda hanya seorang pelacur.

Anda dapat menawarkan pantat Anda (ke muslim Myanmar) jika Anda begitu ingin, tapi Anda tak boleh menjual Rakhine kami," kata Wirathu mengomentari laporan Lee Yang-hee, wanita asal Korea Selatan yang sempat tinggal seminggu di Myanmar dan melaporkan kekerasan yang menimpa minoritas Rohingya ke PBB.

"Jika saya bisa menemukan kata yang lebih keras, saya akan menggunakannya. Hal ini tak bisa dibandingkan dengan apa yang dia lakukan terhadap negara kita," kata Wirathu mengomentari sejumlah pihak yang mengkritik komentar Wirathu terhadap Lee.

Rekam jejak radikalisme Wirathu.
- 1968
Wirathu lahir di Kyaukse, dekat Mandalay.

- 1984
Ia bergabung dengan kebiksuan.

- 2001
Mulai mempromosikan kampanye nasionalis kelompok "969" yang di antaranya memboikot bisnis muslim Myanmar.

- 2003
Dipenjara selama 25 tahun karena menghasut kebencian agama. Saat itu, Wirathu membagikan selebaran anti-muslim yang menyebabkan 10 muslim dibunuh di Kyaukse

- 2010
Dibebaskan karena amnesti umum

- Juni 2012
Kekerasan pecah antara muslim Rohingya etnis Rakhine dengan umat Budha di negara bagian Rakhine

- September 2012
Wirathu memimpin kampanye para biksu mendukung usulan Presiden Thein Sein untuk mengirim Rohingya ke negara ketiga

- Oktober 2012
Kekerasan lebih besar pecah di Rakhine

- Maret 2013
Terjadi pertempuran antaragama di Meiktila yang menewaskan 40 orang dan memaksa 13.000 orang mengungsi. Saat itu, stiker dan plakat kelompok 969 didistribusikan ke seluruh Myanmar.

BBC | TIME | THE GUARDIAN | KHAIRUL ANAM

Advertising
Advertising

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

22 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya