Serangan di Tunisia, Ancaman Teroris 'Menghantui'  

Reporter

Jumat, 20 Maret 2015 12:41 WIB

Turis yang terluka dalam penyerangan di Museum Bardo dievakuasi petugas di Tunis, Tunisia, 18 Maret 2015. Ini merupakan serangan kepada orang asing ini yang terburuk sejak bom bunuh diri Al Qaeda di Sinagoge pada 2002. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Tunisia sudah menahan empat orang yang diduga terkait dengan penembakan di Museum Nasional Bardo, Tunis, Tunisia, Afrika. Dan lima orang lagi yang tidak langsung berhubungan dengan insiden itu.

"Kami menahan ayah dan saudara perempuan teroris Hatem Al-Khashnawi di rumah mereka di Kota Sbiba," kata sumber Reuters, Jumat, 20 Maret 2015.

Pegawai di kepresidenan mengatakan bahwa tentara ditempatkan di jalan-jalan sebagai bentuk pengamanan, menyusul serangan yang mengakibatkan tewasnya 20 turis asing dan 3 warga negara Tunisia. "Setelah pertemuan dengan pasukan keamanan, presiden meminta kota besar dikawal ketat oleh tentara," ujarnya.

Setelah runtuhnya masa kekuasaan Presiden Zine El-Abidine Ben Ali pada 2011, Tunisia resmi beralih ke demokrasi dengan sistem pemilihan langsung. Mereka menjalani konstitusi baru dengan kompromi politik antara partai Islam dan sekuler.

Namun petugas keamanan terus berperang atas kelompok militan Islam, termasuk Ansar al Sharia, yang masuk daftar teroris oleh Washington, dan Okka Ibn Nafaa—seorang brigadir yang berafiliasi dengan Al-Qaeda—sebagai pejuang yang beroperasi di Gunung Chaambi sepanjang perbatasan Aljazair.

Konsuler politik Indonesia untuk Tunisia, Yubil Septian, mengatakan, setelah revolusi tahun 2011, pemerintahan transisi Tunisia di antaranya menghadapi tantangan dari dalam, yaitu kelompok militan Islam (gerakan Ansar Al-Sharia) yang menimbulkan dua kali krisis politik dan pergantian pemerintahan. Selain itu, menurut Yubil, dalam surat elektroniknya kepada Tempo, pemerintah Tunisia juga menghadapi ancaman dari luar berupa masalah keamanan di wilayah perbatasan akibat peredaran senjata ilegal dari Libya dan infiltrasi kelompok teroris AQIM (Al-Qaeda di wilayah Islam Maghribi) yang berbasis di Aljazair.

Ancaman keamanan tersebut mengakibatkan Presiden Tunisia Moncef Marzouki terus memperpanjang status keadaan darurat negara yang dikeluarkan sejak pecahnya revolusi dan baru dicabut pada akhir Juni 2014 setelah pengesahan konstitusi.

Sebelumnya diberitakan bahwa kelompok militan Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS) mengklaim penembakan di Museum Nasional Bardo, yang letaknya bersebelahan dengan gedung parlemen Tunisia. Mereka merayakan kegembiraan lewat media sosial.

REUTERS | MARTHA WARTA SILABAN

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

3 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

22 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

23 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

31 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

32 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

34 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

34 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

34 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

35 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

35 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya