Ibu Kandung Culik Anaknya untuk Diserahkan ke ISIS

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 18 Maret 2015 05:30 WIB

Sejumlah keluarga Sunni yang mengungsi dari desa Albu Ajil dan Al-Dor karean pertempuran Negara Islam (ISIS) dan tentara Irak di Tikrit, 8 Maret 2015. AHMAD AL-RUBAYE/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Maastricht - Dua anak asal Belanda, Luca dan Aysha, diculik ibu kandung mereka dan dibawa ke markas kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Raqqa, sekitar 550 kilometer dari Damaskus, ibu kota Suriah. Demikian pernyataan dari kantor Kejaksaan Agung Belanda.

Ibu berusia 32 tahun tersebut mengambil anak laki-laki dan perempuannya--berusia 7 dan 8 tahun--dari rumahnya di Maastricht, Belanda selatan, pada Oktober 2015. "Kasus ini mengharuskan polisi Belanda mengeluarkan peringatan keras berupa surat penangkapan," demikian laporan dari lembaga penyiaran publik NOS pada Senin, 16 Maret 2015.

Meskipun surat perintah penangkapan internasional telah keluar, perempuan warga negara Republik Cek ini berhasil mencapai wilayah Suriah yang dikuasai ISIS. Menurut laporan media Belanda, kedua anaknya yang lain dititipkan ke kerabatnya di Belanda.

Setelah kedatangan mereka di Suriah, wanita itu mengumumkan melalui media sosial Facebook bahwa ia dan anak-anaknya berada di Raqqa. "Tidak lagi yang mendengar kabar mereka sejak saat itu," kata seorang jaksa dari Kejaksaan Agung kepada media setempat.

Menurut Kejaksaan, wanita itu mengatur pembuatan paspor palsu untuk dia dan anak-anaknya. Ini pertama kalinya anak-anak Belanda diculik untuk dibawa ke wilayah ISIS. Ayah mereka, warga negara Belanda, mengatakan kepada surat kabar De Limburger bahwa mereka diambil oleh bekas istrinya tanpa izinnya.

Sebelumnya, pria itu melapor kepada polisi karena ia menduga mantan istrinya itu hendak melakukan perjalanan ke Suriah. Saat diinterogasi beberapa kali, wanita tersebut membantah tudingan berencana pergi ke Suriah.

Jaksa Bart den Hartigh mengatakan kepada NOS anak-anak itu tak mungkin kembali. Alasannya, Belanda tidak memiliki hubungan hukum dengan Suriah. Apalagi mereka berada di zona perang.

ALJAZEERA.COM | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

29 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

30 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

32 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya