Vatikan Setuju Hentikan ISIS dengan Kekuatan Senjata

Reporter

Minggu, 15 Maret 2015 20:02 WIB

Paus Franciskus, saat memberikan audiensi mingguannya di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, 5 Nobember 2014. REUTERS/Stefano Rellandini

TEMPO.CO, Jenewa - Duta besar Vatikan di Jenewa setuju penggunaan kekuatan guna melindungi kaum minoritas dari agresi kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) jika solusi politik tidak mempan.

Dalam sebuah wawancara dengan situs Katolik di Amerika Serikat, Crux, Uskup Agung Silvano Tomasi mengatakan langkah kaum militan yang ingin mendirikan kekhalifahan lintas negara setelah menguasai daratan di Suriah timur dan Irak utara dengan melakukan genosida harus dihentikan.

"Apa yang dibutuhkan saat ini adalah melakukan koordinasi dengan koalisi (pimpinan Amerika Serikat) guna melakukan tindakan yang memungkinkan dengan cara politik tanpa kekerasan," ujar Tomasi kepada Crux, Jumat, 13 Maret 2015. "Namun, jika solusi politik tidak memungkinkan, jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan senjata."

Pernyataan Tomasi itu disampaikan terkait dengan kecaman Paus Fransiskus terhadap ISIS yang memenggal 21 warga Kristen Koptik di Libya pada Februari 2015. Komentar duta besar ini dilansir pada hari yang sama oleh sekelompok negara yang dipimpin oleh Vatikan, Rusia, dan Libanon. Dalam pernyataannya, mereka menyeru komunitas internasional agar mendukung seluruh etnis dan pemeluk agama di Timur Tengah.

Vatikan menyatakan lebih dari 60 negara, termasuk Amerika Serikat, mendukung pernyataannya. "Umat Kristen saat ini kehidupannya terancam."

Dalam wawancara itu, Tomasi menekankan bahwa kekuatan itu diperlukan tidak hanya untuk melindungi umat Kristen yang jumlahnya minoritas. Vatikan juga ingin ada upaya melindungi dari serangan ISIS. Kelompok ini telah memenggal sandera asal Arab dan Barat serta menculik atau membunuh umat agama lain.

"Umat Kristen, Yazidis, Syiah, Sunni, Alawit, semua adalah manusia yang memiliki hak untuk dilindungi," katanya. "Umat Kristen saat ini menjadi sasaran utama penyerangan. Tapi kami ingin melindungi semuanya, tanpa kecuali."

AL ARABIYA | CHOIRUL

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

24 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

34 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

34 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

36 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

36 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

37 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

37 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

37 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya