TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap gerakan Islamic State atau dikenal sebagai ISIS, yang dinilai memiliki taktik baru untuk proses rekrutmen anggotanya.
Datuk Ayob Khan Mydin Pitchay dari divisi khusus yang menangani terorisme di Kepolisian Malaysia mengatakan, ISIS kini mengincar para gadis muda berusia 14-15 tahun untuk dijadikan jihad seks.
“Kami tidak akan membiarkan mereka dieksploitasi oleh ISIS atau kelompok-kelompok teroris lainnya. Kami mengumpulkan segala sumber daya untuk memastikan anak-anak ini tidak jatuh ke dalam perangkap,” kata Pitchay, seperti dilansir The Straits Times, Senin, 23 Februari 2015.
Dia juga meminta kepada seluruh orang tua untuk lebih waspada terhadap kegiatan anak-anak mereka. Pengawasan perlu dilakukan terutama keterlibatan anak-anak muda dalam jejaring sosial.
“Para gadis muda dapat dengan mudah dipengaruhi oleh kelompok militan melalui media sosial, terutama Facebook. Orang tua perlu memantau kegiatan anak-anak mereka,” ujarnya.
Menurutnya, perekrutan anggota oleh ISIS mulai menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. ISIS, lanjutnya, berusaha mencuci otak para anak-anak muda dan meminta mereka bergabung dalam kelompok.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan Malaysia, Datuk Abdul Rahim Bkri mengatakan, beberapa anak muda mulai terpengaruh untuk bergabung dengan ISIS. Hal itu semakin membuat khawatir pemerintah Malaysia yang berusaha mencegah warganya pergi ke Suriah.
"Kemampuan mereka untuk merekrut orang-orang muda mulai mengkhawatirkan. Sampai saat ini, sudah ada beberapa pemuda yang tidak hanya bergabung dengan mereka tapi juga terlibat langsung dalam kegiatan militer seperti bom bunuh diri,” kata dia.
THE STRAITS TIMES | ROSALINA
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
11 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
31 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
31 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
40 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
41 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
43 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
43 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
43 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
43 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
44 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya