Sejumlah keluarga dari Geyyare Mosul yang mengungsi di masjid di Mosul, Irak, 10 Februari 2015. Sejumlah keluarga dari Geyyare Mosul melarikan diri dari serangan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ke pengungsian di masjid Mosul Dibege. Emrah Yorulmaz/Anadolu Agency/Getty Images
TEMPO.CO, Moskow - Memberangus milisi Negara Islam Irak dan Suriah atau Negara Islam (ISIS/IS), Rusia membuka pintu kerja sama dengan Amerika Serikat.
Kepala Badan Keamanan Federal Rusia Aleksandr Brotnikov mengatakan kedua negara akan saling bekerja sama dalam hal pertukaran informasi intelijen mengenai ISIS.
"Pertukaran intelijen dengan Washington sebagai tahapan awal yang vital tentang ISIS adalah sangat mungkin," kata Aleksandr kepada Sputnik, seperti dilansir oleh Russia Today, Jumat, 20 Februari 2015.
Menurut Aleksandr, hasil konkret dari bantuan seperti ini sama dengan apa yang diharapkan oleh mitranya di Barat. Kerja sama pertukaran informasi intelijen antara Rusia dan Amerika Serikat, ujarnya, sama pentingnya bagi kedua belah pihak.
ISIS baru-baru ini menguasai sebagian wilayah Libya. Bahkan Sitre, kota kelahiran mantan pemimpin Libya Muammar Khadafi, telah dikuasai oleh ISIS.
Selanjutnya, ISIS mengklaim akan segera menyeberang dari Libya untuk menguasai Roma, Italia. Ribuan pasukan Italia telah berjaga-jaga di semua pintu masuk negara itu untuk mencegah masuknya ISIS.