Ibu pilot Yordania Mu'ath al-Kaseasbeh, memegang foto putranya yang menjadi tawanan ISIS dan diancam akan dibunuh dalam aksi di Amman, Yordania, 27 Januari 2015. AP/Raad Adayleh
TEMPO.CO, Amman - Setelah melewati masa negosiasi menegangkan, pilot jet tempur Yordania Moaz al-Kassasbeh, akhirnya menemui ajal dengan cara dibakar hidup-hidup oleh anggota kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kekejaman itu disiarkan ISIS melalui video, Selasa, 3 Februari 2015.
ISIS mengklaim bahwa Al-Kassasbeh tewas dibunuh pada 3 Januari 2015 setelah ditangkap Desember 2014. Pembunuhan itu merupakan pertama kali terjadi terhadap anggota militer dari aliansi pimpinan Amerika Serikat oleh kelompok garis keras ini.
Letnan penerbang berusia 26 tahun itu diculik oleh ISIS setelah jet tempurnya F-16 jatuh di dekat markas pertahanan ISIS di Kota Raqqa, sebelah utara Suriah. Pria kelahiran Kota Karak pada 1988 itu merupakan satu dari delapan bersaudara dan berasal dari suku bangsa terkemuka di Yordania.
Suku bangsa Kassasbeh dikenal sebagai pendukung kuat Kerajaan Yordania dan menjadi tulang punggung kekuatan militer negeri itu, sehingga banyak sekali anggota angkatan bersenjata Yordania berasal dari klan Kasassbeh. Ayah Moaz, Safi al-Kassasbeh, adalah seorang pensiunan guru besar pendidikan sementara paman Moaz seorang anggota militer berpangkat Mayor Jenderal.
Moaz lulus dari Akademi Angkatan Udara Raja Hussein pada 2009 dan bergabung dengan Angkatan Udara Kerajaan Yordania (RJAF) sebelum menjadi pilot tempur pada 2012. "Selanjutnya, Moaz bergabung dengan Squardon 1 di pangkalan Angkatan Udara di Muwaffaq Salti," tulis The Telegraph.
Pemuda yang menikah pada pada Juli 2014 itu ditunjuk sebagai pilot tempur setelah negerinya bergabung dengan koalisi negara-negara Arab pimpinan AS untuk menggempur basis pertahanan ISIS di Timur Tengah.
Seusai putranya ditangkap, ayah Moaz bercerita kepada NPR bahwa dia tidak sependapat terhadap anggapan yang menyebutkan anaknya itu memainkan peranan dalam serangan udara.
"Saya tidak setuju dengan semua anggapan itu. Perlu diketahui, seluruh rakyat Yordania mengutuk keras partisipasi kami dalam koalisi," ujarnya. "Angkatan Bersenjata kami hanya untuk mempertahankan Yordania, bukan untuk menyebar ke seluruh dunia seperti tentara AS."