Jerman Sita KTP Warganya Terduga Teroris  

Reporter

Rabu, 14 Januari 2015 12:25 WIB

Demonstran meneriakkan slogan-slogan anti ISIS di kota Kurdi Suriah Kobani, Dusseldorf, Jerman, 11 Oktober 2014. REUTERS/Wolfgang Rattay

TEMPO.CO, Berlin - Pemerintah Jerman akan menyita kartu tanda penduduk (KTP) warganya yang dicurigai memiliki hubungan dengan teroris selama tiga tahun. Negara ini sedang berjuang menghentikan warganya bergabung dengan Negara Islam (IS) dan kelompok teroris lainnya. Warga Jerman terduga teroris juga dilarang bepergian.

Awalnya, pemerintah Jerman berencana menyita KTP terduga teroris selama 1,5 tahun, tapi mereka memperpanjang durasinya. Peristiwa penembakan di Paris yang terjadi pekan lalu menjadi momentum peraturan ini digodok. (Baca: ISIS Rilis Video Anak Kecil Eksekusi 'Intel Rusia' )

Sebelumnya, pemerintah Jerman membuat peraturan menyita paspor warganya yang terduga teroris. Namun pemerintah Jerman tidak berwenang menyita KTP yang harus dibawa warganya setiap saat.

Dengan KTP, warga Jerman bebas masuk ke negara Eropa lainnya, termasuk Turki. Turki merupakan negara yang sering dilalui ekstremis dalam perjalanan ke Irak dan Suriah.(Baca: Kapolri: 110 WNI Bergabung dengan ISIS)

Sebelumnya, Menteri Kehakiman Jerman Heiko Maas mengatakan akan mengajukan "tindakan yang lebih tegas" terhadap teroris "Kita harus membuat Jerman lebih aman," ujarnya. Tindakan ini dimaksudkan untuk menghukum pendukung keuangan teroris dan calon jihadis bepergian ke daerah konflik.

Pada November lalu, Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere menuturkan jumlah warga Jerman yang meninggalkan negara itu untuk bertempur bersama militan Negara Islam telah melebihi 500 orang. (Baca: ISIS Rekrut Remaja 14 Tahun untuk Bom Bunuh Diri)

"Kami memperkirakan 550 orang. Hanya, beberapa hari lalu ada 450 orang," ujar Menteri kepada saluran TV Jerman, Phoenix. "Orang-orang muda itu teradikalisasi di Jerman, dalam masyarakat ini. Itu sebabnya, pencegahan harus disertai dengan penekanan."

Dia mengatakan pihak berwenang sedang mengawasi sekitar 230 orang lebih yang kemungkinan mengancam Jerman. (Baca: Tolak Dinikahi, ISIS Penggal Kepala 150 Wanita)

RUSSIA TODAY | WINONA AMANDA



Baca juga:
Penerimaan Pajak 2014 Terendah Dalam Sejarah
Jenazah Pramugara AirAsia Disemayamkan di Klaten
Sudah 5.000 Ribu Warga Eropa Bertempur untuk ISIS
Real Madrid Tidak Butuh De Gea

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

3 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

22 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

23 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

31 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

32 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

34 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

34 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

34 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

35 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

35 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya